Senin, 21 Januari 2013

pak dewasa




DAFTAR ISI


Bab I Pendahuluan
A. Pengertian/Definisi
B. PAK Dewasa/Keluarga

Bab II Prinsip PAK Dewasa/Keluarga dalam PL
A. Pengertian Keluarga dalam Bahasa Ibrani
 B. Jumlah Anggota dalam Keluarga Yahudi PL
 C. Status dan Peran Anggota Keluarga
D. Keadaan Perkawinan/Keluarga dalam PL
E. Kesaksian Alkitab tentang Keluarga

Bab III Prinsip PAK Dewasa/Keluarga dalam PB
 A. Pengertian Keluarga dalam Konsep Bhs. Yunani
B. Jumlah Anggota Keluarga dalam Konteks PB
C. Gereja dan Keluarga
D. Kesaksian Alkitab tentang Keluarga

Bab IV Pengantar Psikologi Orang Dewasa/Keluarga
A. Karakteristik Orang Dewasa
B. Pembagian Kelompok Orang Dewasa
 C. Karakteristik, Kebutuhan dan Masalah Orang dewasa Muda (usia 18-34 tahun)
D. Karakteristik, Kebutuhan dan Masalah Orang dewasa Madya (usia 35-60 tahun)
E. Karakteristik, Kebutuhan dan Masalah Orang dewasa Tua (usia 61 tahun ke atas)
F. Bagaimana Orang Dewasa Belajar

Bab V Peranan PAK Dewasa/Keluarga dalam Pembangunan Tubuh Kristus (Gereja)
A. Gereja dan Jemaat Dewasa
B. Tantangan dan Panggilan Gereja
 C. Sumbangsih PAK Dewasa bagi Gereja
D. Halangan dalam Pelaksanaan PAK Dewasa

Bab VI Tujuan PAK Dewasa/Keluarga
A. Tujuan Utama Pendidikan untuk Orang Dewasa
B. Program Pengembanaan PAK Dewasa Gereja

Bab VII Metode PAK Dewasa/Keluarga
 A. Prinsip Memilih Metode Mengajar yang Tepat
B. Macam-macam Metode PAK Dewasa

Bab VIII Perkawinan dan Keluarga Kristen
Bahan Diskusi





BAB I
PENDAHULUAN

Sebelum memikirkan bagaimana gereja memberikan pendidikan iman Kristen kepada jemaatnya, dalam hal ini orang dewasa, maka perlu terlebih dahulu kita pahami beberapa konsep dasar pendidikan.

A. PENGERTIAN/DEFINISI

Pendidikan (educare): Semua usaha, perbuatan sadar dan disengaja yang  dilakukan kepada individu satu kepada individu yang lain untuk mengalihkan  pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan (dari generasi tua ke  generasi muda) untuk suatu perkembangan sehingga mereka dapat melakukan  fungsi hidup yang maksimal.


B. PAK DEWASA/KELUARGA

Pertanyaan Diskusi [1]:

1. Siapakah yang disebut ‘dewasa’?
2. Apakah pentingnya PAK bagi orang dewasa?

BAB II
PRINSIP PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PL


A. PENGERTIAN KELUARGA DALAM BAHASA IBRANI

Dalam bahasa Ibrani tidak ada kata khusus yang bisa diterjemahkan langsung  sebagai "keluarga" dalam arti yang kita kenal sekarang. Kata yang dipakai  dalam bhs. Ibrani adalah mispaha, tetapi mempunyai konotasi yang lebih luas  dari pada keluarga (kaum), karena yang termasuk dalam anggota kaum ini  kadang-kadang lebih dari 1 bahkan 3 generasi keluarga sekaligus.

Kata Ibrani yang mempunyai arti yang lebih dekat dengan keluarga sebagai unit  terkecil adalah bayit (arti harafiahnya= rumah), yaitu rumah dan penghuni  yang menempatinya, atau istilah yang kita lebih kenal adalah "rumah tangga".  Ref.: #Yos 7:16-18


B. JUMLAH ANGGOTA DALAM KELUARGA YAHUDI PL

Jumlah dan anggota keluarga di PL kadang sangat besar, khususnya karena  kebiasaan mempraktekkan budaya poligami. Bahkan untuk perkawinan monogamipun  tradisi berkumpul dan hidup dalam keluarga besar telah menjadi budaya bangsa.  Israel sejak mula. Hal ini terutama didukung karena alasan ekonomi dan agama.  Kadang juga karena status sosial, semakin besar keluarga menunjukkan semakin  tinggi status sosialnya (kaya). Solidaritas kehidupan keluarga PL sangat  tinggi terutama karena kehidupan keluarga berpusat pada figur ayah yang  biasanya mempunyai kekuasaan yang absolut.

Mereka yang termasuk dalam anggota keluarga PL a.l.:

1. Ayah/tuan sebagai kepala rumah tangga
2. Istri/Ibu
3. Istri-istri muda/selir
4. Anak-anak dari istri-istri
5. Menantu-menantu dan cucu-cucu
6. Saudara-saudara
7. Teman-teman yang menumpang
8. Orang-orang asing yang hidup di bawah perlindungannya
9. Budak-budaknya (laki-laki dan perempuan)


C. STATUS DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA

1. Suami/Ayah

 Kehidupan keluarga PL merupakan hubungan yang diikat oleh perkawinan dan hubungan darah yang diatur/diperintah oleh kekuasaan seorang kepala rumah tangga, yaitu ayah. Kekuasaan ini pada umumnya sangat dominan dan absolut sifatnya. Itu sebabnya seluruh kehidupan keluarga PL selalu berpusat pada figur ayah. Selain sebagai kepala rumah tangga, seorang suami/ayah mempunyai tugas:

-menjadi iman bagi keluarga
-melindungi keluarga dan kesejahteraannya
-mendidik anak, khususnya anak laki-laki untuk berdagang
-mengajar tradisi nenek moyang bagi seluruh keluarga (+ Taurat)
-menjadi teladan
-mengambil keputusan demi kepentingan seluruh anggota
-mencari calon suami bagi anak-anak perempuannya

2. Istri/Ibu

Kalau Adam diciptakan untuk mewakili simbol sifat maskulin laki-laki, maka Hawa mewakili sifat feminin manusia wanita. Allah menciptakan laki-laki dan wanita dengan kedudukan yang sederajat. Tuhan menghargai sifat-sifat mereka sebagaimana mereka diciptakan sesuai dengan peran dan fungsinya yang berbeda. Namun demikian kejatuhan manusia dalam dosa menimbulkan ketidak serasian fungsi dan tugas keduanya. alam kehidupan PL, istri/wanita sering mendapat perlakuan yang kurang pada tempatnya. Istri/wanita lebih sering diperlakukan sebagai harta kepemilikan. Dalam tugas keluarga, istri/ibu menjalankannya tugas sbb.:

-tunduk kepada suaminya.
-melahirkan anak
-melakukan tugas-tugas rumah tangga
-mendidik anak-anak ketika masih kecil
-membantu suami di ladang
-menjadi wakil kepala rumah tangga
-menjunjung tinggi kedudukan suami

3. Anak-anak

Anak adalah tujuan perkawinan (#Mazm 127:3-5), terutama anak laki-laki. Anak sulung mendapat kedudukan istimewa, yaitu menjadi ahli waris utama (dua kali lebih banyak) dan kelak menggantikan kedudukan ayahnya kepala rumah tangga. Berbeda dengan anak perempuan, mereka tidak akan mendapat hak warisan kecuali kalau orang tua tidak mempunyai anak laki-laki.

      Tugas anak dalam tradisi PL adalah:

-menghormati ayah dan ibu
-mengikuti didikan ayah dan ibu mereka
-belajar tradisi nenek moyang dengan tekun
-membantu orang tua (anak laki-laki membantu ayah, anak perempuan   membantu ibu)
-memelihara hari tua orang tuanya
-menguburkan orang tuanya ketika mereka meninggal
-anak laki-laki melanjutkan nama keluarga (memberikan cucu laki-laki)

D. KEADAAN PERKAWINAN/KELUARGA DALAM PL

Perkawinan dalam kebiasaan/budaya PL:

1. Diatur oleh orang-orang dewasa
2. Pihak pria membayar maskawin kepada pihak wanita.
3. Istri adalah sebagai harta milik suami.
4. Suami bisa menceraikan istri tapi tidak sebaliknya.
5. Hubungan cinta kasih sering memegang peranan.
6. Poligami, sekalipun hukum Musa melarang.
7. Setelah menikah istri hidup dengan suami dan keluarganya.
8. Perkawinan antar keluarga dekat dilarang.
9. Jika dalam perkawinan istri tidak melahirkan anak, maka suami akan mengambil istri kedua.

E. KESAKSIAN ALKITAB TENTANG KELUARGA

1. #Kej 2:18-25

      Konsep perkawinan berdasarkan #Kej 2:18-25 adalah:

-perkawinan dibuat dan direstui oleh Tuhan (inisiatif Allah)
-untuk tujuan saling melengkapi (sepadan).
-perkawinan adalah hubungan antara 1 laki-laki dan 1 perempuan (sifatnya   heteroseksual dan monogami)
-suami adalah kepala, diciptakan lebih dahulu
-menjadi satu daging (tulang dari tulangku, daging dari dagingku)
-keduanya telanjang tetapi tidak malu




2. #Mazm 127; 128

                           Konsep keluarga berdasarkan #Mazm 127; 128

-Tuhan yang membangun rumah tangga
-anak-anak dalam keluarga adalah karunia Tuhan
-istri dan anak adalah kebanggaan suami
-dasar dari hubungan suami istri adalah takut akan Tuhan
-suami bertanggung jawab akan kebutuhan keluarga
-kebahagian keluarga menjadi kesaksian akan kebaikan Tuhan

                           
BAB III
PRINSIP PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PB

Prinsip keluarga Perjanjian Lama sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prinsip dalam Perjanjian Baru. Memang secara budaya dan tata cara kehidupan jaman itu sudah berbeda, tetapi secara prinsip sama.

A. PENGERTIAN KELUARGA DALAM KONSEP BHS. YUNANI

Kata yang paling umum dipakai untuk "keluarga" dalam PB adalah: oikos, oikia (rumah), artinya rumah tangga, tapi juga diartikan sebagai umat. Kata Yunani lain yang dipakai adalah patria, tetapi dipakai lebih banyak  untuk menekankan tentang asal-usul keluarga (keturunan).

B. JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DALAM KONTEKS PB

Jumlah anggota keluarga PB relatif lebih kecil dibanding PL, biasanya mereka terdiri dari suami/ayah, istri/ibu, anak-anak, pelayan/budak dan saudara atau  teman, yang saling membutuhkan, yang tinggal dalam satu rumah. Dalam PB, khususnya setelah mereka menjadi Kristen, konsep keluarga lebih  banyak dimengerti bukan sebagai hubungan darah tapi hubungan keluarga dalam  pengertian rohani, yaitu saudara-saudara seiman dalam Tuhan (juga kadang  dipakai istilah bapak rohani, anak rohani).




C. GEREJA DAN KELUARGA

Pada waktu jemaat PB belum mempunyai gedung gereja mereka biasa memakai rumah  tangga sebagai tempat para umat bertemu/bersekutu. Dan di sinilah kegiatan  upacara-upacara keagamaan penting dilakukan, mis. perayaan Paskah, perjamuan  kudus, doa, pengajaran, dll. Dari konteks inilah gereja disebut sebagai  keluarga, Allah karena masing-masing anggota telah diangkat sebagai anak-anak  Allah dan mereka menjadi saudara-saudara seiman yang selalu bersekutu  bersama-sama melaksanakan panggilan Allah di dunia. Ef 3:15-19; #Rom 16:5

D. KESAKSIAN ALKITAB TENTANG KELUARGA

1. Kitab-kitab Injil

 Dalam Kitab-kitab Injil, banyak sekali disaksikan bagaimana perkawinan dan keluarga dihormati.

-pertunangan Maria dan Yusuf
-sanak keluarga Zakaria dan Elizabeth bersukacita atas kehamilan   Elizabeth.
-Tuhan Yesus menghadiri perkawinan di Kana.
-perceraian tidak diijinkan.
-konsep keselamatan bagi seluruh keluarga (#Yoh 4:53; #Luk 19:9)
-kewajiban memelihara dan menguburkan orang tua ditekankan.
-Tuhan meluangkan banyak waktu dengan orang dewasa untuk mengajar.

2. Surat-surat Rasul-rasul

-keluarga menjadi tiang penyangga gereja mula-mula.
-pertobatan membawa akibat langsung bagi keluarga.
-tuntunan tugas dan peran suami dan juga istri.
-tugas dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak-anak.
-tugas anak menghormati dan memelihara orang tua.
-simbolisme gereja sebagai mempelai wanita.
-hidup kudus dalam berkeluarga menjadi syarat untuk hamba Tuhan.
-konsep keselamatan bagi seluruh keluarga.
-rasul-rasul mengajar dan memberi perhatian kepada masalah orang dewasa.

BAB IV
PENGANTAR PSIKOLOGI ORANG DEWASA/KELUARGA

A. KARAKTERISTIK ORANG DEWASA

Istilah orang dewasa secara umum dapat dimengerti sebagai sebutan bagi mereka  yang berumur di atas 18 tahun, dimana diperkirakan pada usia tsb. alat-alat  reproduksi (seksual) mereka telah matang/dewasa. Tapi mendefinisikan dengan  cara tsb. agak terlalu sederhana, karena dalam kenyataan ada banyak faktor  lain yang mempengaruhi kedewasaan seseorang, mis. faktor intelektual, emosi,  sosial, ekonomi, budaya dll. Oleh karena itu kedewasaan seseorang biasanya ditinjau tidak saja dari faktor  umur saja karena ada beberapa karakteristik yang perlu dilihat untuk  menentukan kedewasaannya, mis:

1. Memiliki kesadaran akan tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat dan bangsa pada umumnya.
2. Secara ekonomi mereka sudah tidak lagi tergantung.
3. Memiliki kepekaan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada.
4. Memiliki kemauan untuk memperhatikan kesehatannya dengan baik.
5. Mengalami kemajuan perkembangan jiwa sejalan dengan bertambahnya usia.
6. Menggunakan kemampuan berkomunikasi untuk berinteraksi secara positif dengan manusia lain.

B. PEMBAGIAN KELOMPOK ORANG DEWASA

Pada masa yang lampau kelompok orang dewasa digolongkan hanya dalam satu  kelompok, yaitu orang dewasa. Tapi dari perkembangan ilmu psikologi kita  dapatkan bahwa ada tingkatan-tingkatan perkembangan pada orang dewasa yang  membentuk pola tertentu pada kelompok umur tertentu. Oleh karena itu dalam  ilmu psikologi sekarang kelompok orang dewasa biasanya dibagi menjadi 3  kategori:

1. Orang dewasa muda (18-34 tahun)
2. Orang dewasa madya (35-60)
3. Orang dewasa tua (61 keatas)

Pembagian ini didasarkan pada karakteristik, kebutuhan dan masalah yang  dihadapi oleh masing-masing kelompok.

C. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA MUDA (USIA 18-34 TAHUN)

Sesudah akhir masa adolesen (remaja), seseorang akan mengalami transisi  kehidupan kearah masa dewasa. Hidup pada masa ini dirasakan sangat cepat.  Banyak pengalaman-pengalaman ‘pertama’ harus dilalui, misalnya, pindah  rumah/kota, masuk perguruan tinggi, memulai karier (pekerjaan), menikah,  mempunyai anak, mempunyai kedudukan (identitas) dalam masyarakat dll. Masa  dewasa muda ini berakhir sampai usia 35 tahun.

1. Karakteristik orang dewasa muda:

-kebanyakan masih single/belum menikah (tapi sebagian sudah menikah dan sebagian sudah mempunyai anak).
-sedang atau sudah menyelesaikan pendidikan (tapi sebagian sudah memulai bekerja).
-mengalami paling banyak penyesuaian dan sering harus jatuh bangun.
-bimbingan orang tua mulai berkurang, sehingga sering ragu-ragu dan takut.
-fisik sangat sehat dan intelektual sedang dalam puncak
-sangat bersemangat dan ambisius serta idealis.

2. Kebutuhan dan masalah orang dewasa muda:

-memilih bidang studi yang akan ditekuni sebagai karier di masa y.a.d.
-menyelesaikan pendidikan
-mencari pekerjaan yang sesuai
-memiliki teman hidup
-menikah
-belajar menyesuaikan hidup nikah/berkeluarga
-memulai keluarga
-merencanakan anak
-membesarkan anak
-menangani keluarga dengan stabil dan mantap
-memulai karier/pekerjaan tetap
-ingin terlibat dalam masyarakat
-bagaimana menemukan lingkungan kelompok yang cocok
-selalu mengalami kesulitan dalam hal keuangan

D. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA MADYA (USIA 35-60 TAHUN)

Ketika memasuki masa usia ini, seorang dewasa tiba-tiba harus menerima  kenyataan bahwa hidup sudah ada di tengah jalan dan tidak mungkin bisa  kembali lagi. Inilah yang disebut sebagai masa puber kedua, karena pada masa  ini terjadi banyak perubahan dan transisi untuk memasuki masa usia lanjut  (yang sering kali ditakuti). Pada saat ini orang dewasa melakukan introspeksi  dan evaluasi untuk membuat komitmen baru dalam hidup. Kalau masa ini dilalui dengan baik, maka pepatah yang berbunyi "hidup  sesungguhnya dimulai usia 40" betul-betul terjadi.

1. Karakteristik orang dewasa madya:

-Mulai melihat anak-anak menanjak remaja dan pemuda, saat untuk mulai   melepas mereka supaya bisa mandiri.
-banyak ketrampilan yang sudah dikuasai untuk mengatasi persoalan hidup.
-lebih realistis, khususnya dalam hal cita-cita dan tujuan hidup.
-hidup pada masa ini mulai mapan, khususnya dalam hal keuangan.
-mulai menyesuaikan diri untuk memasuki masa tua, sehingga menimbulkan   banyak stres dan ketegangan.

2. Masalah yang dihadapi orang dewasa madya

-kadang masih berpikir untuk pindah karier.
-(khusus untuk wanita) masa ini adalah masa untuk berkarier lagi.
-menghadapi orang tua yang memasuki usia lanjut.
-hubungan suami istri akan menjadi lebih kearah persahabatan
-menemukan kesenangan-kesenangan baru.
-merencanakan pensiun.
-menyesuaikan diri dengan perubahan psikologis yang sedang terjadi.
-tidak lagi idealis tapi realistis.



E. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN DAN MASALAH ORANG DEWASA TUA (USIA 61 TAHUN KE ATAS)

Perbaikan gizi dan obat-obatan memungkinkan lebih banyak orang dewasa untuk  memasuki masa usia lanjut ini. Masalah paling umum dihadapi pada masa ini  adalah kesehatan dan mengisi waktu masa tua.

1. Karakteristik orang dewasa tua

-berkurangnya kemampuan fungsi organ-organ tubuh, sehingga banyak   mengeluhkan masalah kesehatan.
-ketuaan secara psikologis
-banyak lupa (pikun)
-banyak kuatir dan ketakutan akan kematian
-merasa tidak berguna dan tidak dibutuhkan
-ketergantungan dalam banyak hal, kadang termasuk finansiil.
-menarik diri dari banyak kegiatan karena alasan ketuaan

2. Masalah dan kebutuhan yang dihadapi dewasa tua:

-ketegangan karena masalah kesehatan dan penyakit.
-menyesuaikan hidup ke masa pensiun
-mencari kegiatan-kegiatan yang berguna
-belajar mengingat cucu-cucu
-belajar hidup sendiri
-memahami proses ketuaan
-berusaha untuk hidup sehat
-mempersiapkan kematian

F. BAGAIMANA ORANG DEWASA BELAJAR

Proses belajar manusia tidak berhenti pada waktu seorang pemuda meninggalkan  bangku sekolah formal, dengan atau tanpa ijazah. Proses belajar manusia  berlangsung terus seumur hidup, baik melalui: pengalaman kerja, bacaan,  kursus-kursus, kegiatan latihan, ataupun seminar/penataran. Namun demikian  disadari bahwa orang dewasa bukan anak kecil lagi, sehingga pendidikan orang  dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Pendekatan pendidikan untuk orang dewasa disebut dengan istilah androgogy (ilmu untuk mengajar orang dewasa). Istilah ini diciptakan oleh Kapp 1883  dipopulerkan oleh Malcolm Knowles. Ia mengemukakan 4 asumsi tentang proses  belajar dalam orang dewasa:

1. Self directed. Tidak memerlukan kontrol dari orang lain, harus mempunyai agenda sendiri. Mereka yang membuat keputusan sendiri, tidak perlu diminta, kapan dan bagaimana mereka belajar.

2. Pengalaman hidup sebagai sumber pendidikan. Guru hanya menjadi fasilitator.

3. Orientasi orang dewasa lebih banyak ke pengembangan dalam rangka tugas dalam peran sosialnya. Misalnya sebagai orang tua, sebagai bagian dari masyarakat.

4. Pengaplikasian langsung. Orientasinya adalah: problem-oriented. Bagaimana pengetahuan yang dipunyai berguna untuk memecahkan masalahnya sekarang.

5. Ketakutan untuk menghadapi kegagalan-takut kehilangan muka, status.

BAB V
PERANAN PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN TUBUH KRISTUS (GEREJA)

A. GEREJA DAN JEMAAT DEWASA

Gereja yang sehat anggotanya terdiri dari sebagian besar orang  dewasa. Orang-orang dewasa ini adalah anggota yang paling pontensial  di gereja karena mereka adalah:

1. penerus generasi gereja yang akan datang.

2. pengurus, pengelola dan pemimpin gereja.

3. pelaksana program gereja.

4. pemberi persembahan terbesar.

5. ikut menjadi pengajar di gereja

6. tokoh masyarakat yang berpengaruh.

7. kepala-kepala rumah tangga.

8. contoh teladan bagi generasi lebih muda.

9. anggota masyarakat yang aktif.

10. pendidik dalam rumah tangga maupun masyarakat.

11. dll.

B. TANTANGAN DAN PANGGILAN GEREJA

Bagaimana gereja menjalankan tugas panggilannya untuk mempersiapkan  orang-orang dewasa ini untuk bisa memberikan peran sertanya dalam  masyarakat maupun gereja sesuai dengan panggilannya sebagai anak-anak Tuhan. Untuk menjawab pertanyaan di atas perlu kita pahami terlebih dahulu  apakah panggilan gereja. Ada tiga hal penting yang menjadi  tujuan/panggilan gereja:

1. Melayani Tuhan Worship/menyembah dan meninggikan Tuhan, Raja di atas segala raja.
2. Melayani orang-orang percaya Memelihara kesejahteraan rohani kawanan domba yang Tuhan percayakan.
3. Melayani dunia yang terhilang Melakukan penginjilan, memberitakan Berita Kesukaan kepada semua orang.

Diantara 3 tujuan di atas, tujuan kedua adalah tujuan yang ingin  dicapai oleh gereja melalui program Pendidikan Agama Kristen. Di  dalam tujuan kedua ini tercakup tugas gereja untuk tidak hanya  memelihara kerohanian jemaat tetapi secara jelas dikatakan dalam  Kol 11:28, bahwa gereja harus menolong jemaat untuk bertumbuh  kearah kedewasaan dalam Kristus. Juga di #Ef 4:12-13,  dikatakan bahwa gereja harus melayani jemaat agar pembangunan Tubuh  Kristus terlaksana seperti apa yang dikehendaki Tuhan.

Jadi disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen sangat penting  diadakan di gereja sebagai sarana untuk menumbuhkan dan  memperlengkapi jemaat agar gereja secara kesatuan bertumbuh ke arah  kedewasaan dalam Kristus dan pembangunan tubuh Kristus tercapai  sesuai dengan panggilan gereja.


C. SUMBANGSIH PAK DEWASA BAGI GEREJA

Dalam baimanakah PAK dewasa dapat memberikan sumbangsih bagi  pembangunan Kristus:

1. mempersiapkan program pendidikan bagi jemaat.
2. melaksanakan pengajaran iman Kristen Alkitabiah bagi jemaat.
3. menyediakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan jemaat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
4. meningkatkan kualitas hidup rohani yang bertanggung jawab.
5. memperlengkapi jemaat untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus.

D. HALANGAN DALAM PELAKSANAAN PAK DEWASA

Sekalipun PAK memberikan peran yang sangat penting bagi pertumbuhan  tubuh Kristus, tidak berarti pelaksanaannya tanpa halangan. Berikut  ini adalah hal-hal yang menjadi penghalang pelaksanaan PAK bagi  orang dewasa:

1. Ketergantungan pada pendeta sebagai sumber informasi.
2. Tanggung jawab pribadi kurang ditekankan (perkembangan rohani).
3. Mentalitas untuk menerima saja, tidak ada unsur memberi dan menerima.
4. Kegiatan pendidikan hanya berpusatkan pada pendengaran.
5. Orang dewasa sudah mapan, sudah terbentuk kebiasaan-kebiasaan  yang sulit dirubah, pikiran juga sudah terbentuk.
6. Perkembangan sangat sulit dilihat, hasil tidak cepat dan sulit  dilihat, juga lambat berkembang.
7. Terlalu banyak variasi kebutuhan dan kategori dewasa.
8. Masalah orang dewasa yang sudah sangat kompleks.
9. Banyak kesulitan hidup sehingga kurang bersemangat dan tidak ada  waktu.
10. Karena sama-sama orang dewasa, pemimpin harus cukup menguasai  dan dihormati.
11. Karena kualifikasi yang tinggi guru PAK Dewasa sulit dicari.
12. dst.

BAB VI
TUJUAN PAK DEWASA/KELUARGA

A. TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN UNTUK ORANG DEWASA

1. Memberikan dasar/prinsip kebenaran Firman Tuhan Mengajarkan pengajaran yang benar sesuai dengan Alkitab (lebih dari sekedar mendengarkan kotbah) dan pendeta/pembimbing membantu mereka menjajagi Firman Allah secara sistematis untuk menemukan berita kebenaran Firman Allah untuk generasi ini.

2. Menolong jemaat untuk hidup sebagaimana Kristus menghendaki. Mengaplikasi Firman Tuhan yang dipelajari itu dalam kegiatan sehari-hari dan menolong memecahkan masalah-masalah yang timbul karenanya.

3. Membangun kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang Menyediakan pelayanan yang cocok dengan mereka untuk menjangkau orang dewasa yang lain.

B. PROGRAM PENGEMBANAAN PAK DEWASA GEREJA

Berdasarkan pemahaman #Ef 4:11-16; 3:8 dan #Kis 8:4 maka ada  beberapa bidang pelayanan gereja yang perlu digarap:

1. Bidang Pengajaran untuk memberikan dasar-dasar iman Kristen.
2. Bidang Kebaktian untuk membawa jemaat beribadah kepada Tuhan.
3. Bidang Pelayanan untuk melibatkan jemaat ikut dalam pelayanan.
4. Bidang Pelatihan untuk melatih pemimpin dan regenerasinya.
5. Bidang Sosial/masyarakat untuk menjangkau keluar dan menjadi terang.
6. Bidang Penginjilan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.
7. Bidang Konseling untuk menolong jemaat mengatasi masalahnya.

BAB VII
METODE PAK DEWASA/KELUARGA

A. PRINSIP MEMILIH METODE MENGAJAR YANG TEPAT

Dalam memilih metode mengajar PAK Dewasa yang tepat perlu dipertimbangkan faktor faktor sbb.:

1. Tujuan Pengajaran
2. Bahan pengajaran
3. Umur kelompok peserta
4. Kebutuhan peserta
5. Jumlah peserta
6. Waktu yang tersedia
7. Kemampuan pengajar
8. Fasilitas yang ada
9. Suasana kelompok

B. MACAM-MACAM METODE PAK DEWASA

Variasi/macam metode dikelompokkan berdasarkan tingkat interaksi kelompoknya:

1. Berpusatkan pada pengajar
Contoh: ceramah
2. Berpusatkan pada murid
Contoh: diskusi
3. Berpusatkan pada kerjasama kelompok
Contoh: penugasan
4. Berpusatkan pada pangajar dan murid
Contoh: tanya jawab

BAB VIII
PERKAWINAN DAN KELUARGA KRISTEN

BAHAN DISKUSI

1. Apa pedoman seorang Kristen dalam mencari pasangan hidup?

2. Apakah dasar-dasar hidup perkawinan Kristen?

3. Apa ciri-ciri keluarga Kristen yang sehat?

4. Bagaimana gereja menolong jemaat untuk memiliki keluarga Kristen yang sehat?



HAK CIPTA
~~~~~~~~~      * VERSI BUKU (TINTA-KERTAS) *

JUDUL    : Pendidikan Agama Kristen
PENULIS  : Dra. Yulia Oeniyati Buffet, M.Th.
TAHUN    :
PENERBIT : YLSA
COPYRIGHT: © Yulia Oeniyati Buffet

HAK CIPTA
~~~~~~~~~      * VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *

IZIN DARI    : Dra. Yulia Oeniyati Buffet, M.Th.
DIPROSES OLEH: Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)

Tidak ada komentar: