DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
A. Pengertian/Definisi
B. PAK Dewasa/Keluarga
Bab II Prinsip PAK Dewasa/Keluarga dalam PL
A. Pengertian Keluarga dalam Bahasa Ibrani
B. Jumlah Anggota dalam
Keluarga Yahudi PL
C. Status dan Peran Anggota
Keluarga
D. Keadaan Perkawinan/Keluarga dalam PL
E. Kesaksian Alkitab tentang Keluarga
Bab III Prinsip PAK Dewasa/Keluarga dalam PB
A. Pengertian Keluarga
dalam Konsep Bhs. Yunani
B. Jumlah Anggota Keluarga dalam Konteks PB
C. Gereja dan Keluarga
D. Kesaksian Alkitab tentang Keluarga
Bab IV Pengantar Psikologi Orang Dewasa/Keluarga
A. Karakteristik Orang Dewasa
B. Pembagian Kelompok Orang Dewasa
C. Karakteristik, Kebutuhan
dan Masalah Orang dewasa Muda (usia 18-34 tahun)
D. Karakteristik, Kebutuhan dan Masalah Orang dewasa Madya (usia
35-60 tahun)
E. Karakteristik, Kebutuhan dan Masalah Orang dewasa Tua (usia 61
tahun ke atas)
F. Bagaimana Orang Dewasa Belajar
Bab V Peranan PAK Dewasa/Keluarga dalam Pembangunan Tubuh Kristus
(Gereja)
A. Gereja dan Jemaat Dewasa
B. Tantangan dan Panggilan Gereja
C. Sumbangsih PAK Dewasa
bagi Gereja
D. Halangan dalam Pelaksanaan PAK Dewasa
Bab VI Tujuan PAK Dewasa/Keluarga
A. Tujuan Utama Pendidikan untuk Orang Dewasa
B. Program Pengembanaan PAK Dewasa Gereja
Bab VII Metode PAK Dewasa/Keluarga
A. Prinsip Memilih Metode
Mengajar yang Tepat
B. Macam-macam Metode PAK Dewasa
Bab VIII Perkawinan dan Keluarga Kristen
Bahan Diskusi
BAB I
PENDAHULUAN
Sebelum
memikirkan bagaimana gereja memberikan pendidikan iman Kristen kepada
jemaatnya, dalam hal ini orang dewasa, maka perlu terlebih dahulu kita pahami
beberapa konsep dasar pendidikan.
A. PENGERTIAN/DEFINISI
Pendidikan
(educare): Semua usaha, perbuatan sadar dan disengaja yang dilakukan kepada individu satu kepada
individu yang lain untuk mengalihkan
pengalaman, pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan (dari generasi tua ke generasi muda) untuk suatu perkembangan
sehingga mereka dapat melakukan fungsi
hidup yang maksimal.
B. PAK DEWASA/KELUARGA
Pertanyaan
Diskusi [1]:
1.
Siapakah yang disebut ‘dewasa’?
2.
Apakah pentingnya PAK bagi orang dewasa?
BAB II
PRINSIP PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PL
A. PENGERTIAN KELUARGA DALAM BAHASA IBRANI
Dalam
bahasa Ibrani tidak ada kata khusus yang bisa diterjemahkan langsung sebagai "keluarga" dalam arti yang
kita kenal sekarang. Kata yang dipakai
dalam bhs. Ibrani adalah mispaha, tetapi mempunyai konotasi yang lebih
luas dari pada keluarga (kaum), karena
yang termasuk dalam anggota kaum ini
kadang-kadang lebih dari 1 bahkan 3 generasi keluarga sekaligus.
Kata
Ibrani yang mempunyai arti yang lebih dekat dengan keluarga sebagai unit terkecil adalah bayit (arti harafiahnya=
rumah), yaitu rumah dan penghuni yang
menempatinya, atau istilah yang kita lebih kenal adalah "rumah
tangga". Ref.: #Yos
7:16-18
B. JUMLAH ANGGOTA DALAM KELUARGA YAHUDI PL
Jumlah
dan anggota keluarga di PL kadang sangat besar, khususnya karena kebiasaan mempraktekkan budaya poligami.
Bahkan untuk perkawinan monogamipun
tradisi berkumpul dan hidup dalam keluarga besar telah menjadi budaya
bangsa. Israel sejak mula. Hal ini
terutama didukung karena alasan ekonomi dan agama. Kadang juga karena status sosial, semakin
besar keluarga menunjukkan semakin
tinggi status sosialnya (kaya). Solidaritas kehidupan keluarga PL
sangat tinggi terutama karena kehidupan
keluarga berpusat pada figur ayah yang
biasanya mempunyai kekuasaan yang absolut.
Mereka
yang termasuk dalam anggota keluarga PL a.l.:
1. Ayah/tuan sebagai kepala
rumah tangga
2. Istri/Ibu
3. Istri-istri muda/selir
4. Anak-anak dari istri-istri
5. Menantu-menantu dan
cucu-cucu
6. Saudara-saudara
7. Teman-teman yang menumpang
8. Orang-orang asing yang
hidup di bawah perlindungannya
9. Budak-budaknya (laki-laki
dan perempuan)
C. STATUS DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA
1.
Suami/Ayah
Kehidupan keluarga PL merupakan hubungan yang
diikat oleh perkawinan dan hubungan darah yang diatur/diperintah oleh kekuasaan
seorang kepala rumah tangga, yaitu ayah. Kekuasaan ini pada umumnya sangat
dominan dan absolut sifatnya. Itu sebabnya seluruh kehidupan keluarga PL selalu
berpusat pada figur ayah. Selain sebagai kepala rumah tangga, seorang
suami/ayah mempunyai tugas:
-menjadi iman bagi keluarga
-melindungi keluarga dan kesejahteraannya
-mendidik anak, khususnya anak laki-laki untuk berdagang
-mengajar tradisi nenek moyang bagi seluruh keluarga (+ Taurat)
-menjadi teladan
-mengambil keputusan demi kepentingan seluruh anggota
-mencari calon suami bagi anak-anak perempuannya
2.
Istri/Ibu
Kalau
Adam diciptakan untuk mewakili simbol sifat maskulin laki-laki, maka Hawa
mewakili sifat feminin manusia wanita. Allah menciptakan laki-laki dan wanita
dengan kedudukan yang sederajat. Tuhan menghargai sifat-sifat mereka
sebagaimana mereka diciptakan sesuai dengan peran dan fungsinya yang berbeda.
Namun demikian kejatuhan manusia dalam dosa menimbulkan ketidak serasian fungsi
dan tugas keduanya. alam kehidupan PL, istri/wanita sering mendapat perlakuan
yang kurang pada tempatnya. Istri/wanita lebih sering diperlakukan sebagai
harta kepemilikan. Dalam tugas keluarga, istri/ibu menjalankannya tugas sbb.:
-tunduk
kepada suaminya.
-melahirkan
anak
-melakukan
tugas-tugas rumah tangga
-mendidik
anak-anak ketika masih kecil
-membantu
suami di ladang
-menjadi
wakil kepala rumah tangga
-menjunjung
tinggi kedudukan suami
3.
Anak-anak
Anak
adalah tujuan perkawinan (#Mazm 127:3-5),
terutama anak laki-laki. Anak sulung mendapat kedudukan istimewa, yaitu menjadi
ahli waris utama (dua kali lebih banyak) dan kelak menggantikan kedudukan
ayahnya kepala rumah tangga. Berbeda dengan anak perempuan, mereka tidak akan
mendapat hak warisan kecuali kalau orang tua tidak mempunyai anak laki-laki.
Tugas anak dalam tradisi PL adalah:
-menghormati
ayah dan ibu
-mengikuti
didikan ayah dan ibu mereka
-belajar
tradisi nenek moyang dengan tekun
-membantu
orang tua (anak laki-laki membantu ayah, anak perempuan membantu ibu)
-memelihara
hari tua orang tuanya
-menguburkan
orang tuanya ketika mereka meninggal
-anak
laki-laki melanjutkan nama keluarga (memberikan cucu laki-laki)
D. KEADAAN PERKAWINAN/KELUARGA DALAM PL
Perkawinan
dalam kebiasaan/budaya PL:
1. Diatur oleh orang-orang
dewasa
2. Pihak pria membayar
maskawin kepada pihak wanita.
3. Istri adalah sebagai harta
milik suami.
4. Suami bisa menceraikan
istri tapi tidak sebaliknya.
5. Hubungan cinta kasih sering
memegang peranan.
6. Poligami, sekalipun hukum
Musa melarang.
7. Setelah menikah istri hidup
dengan suami dan keluarganya.
8. Perkawinan antar keluarga
dekat dilarang.
9. Jika dalam perkawinan istri
tidak melahirkan anak, maka suami akan mengambil istri kedua.
E. KESAKSIAN ALKITAB TENTANG KELUARGA
1. #Kej
2:18-25
Konsep perkawinan berdasarkan #Kej
2:18-25 adalah:
-perkawinan
dibuat dan direstui oleh Tuhan (inisiatif Allah)
-untuk
tujuan saling melengkapi (sepadan).
-perkawinan
adalah hubungan antara 1 laki-laki dan 1 perempuan (sifatnya heteroseksual dan monogami)
-suami
adalah kepala, diciptakan lebih dahulu
-menjadi
satu daging (tulang dari tulangku, daging dari dagingku)
-keduanya
telanjang tetapi tidak malu
2. #Mazm
127; 128
Konsep keluarga berdasarkan #Mazm
127; 128
-Tuhan yang membangun rumah
tangga
-anak-anak dalam keluarga
adalah karunia Tuhan
-istri dan anak adalah
kebanggaan suami
-dasar dari hubungan suami
istri adalah takut akan Tuhan
-suami bertanggung jawab akan
kebutuhan keluarga
-kebahagian keluarga menjadi
kesaksian akan kebaikan Tuhan
BAB III
PRINSIP PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PB
Prinsip
keluarga Perjanjian Lama sebenarnya tidak jauh berbeda dengan prinsip dalam
Perjanjian Baru. Memang secara budaya dan tata cara kehidupan jaman itu sudah
berbeda, tetapi secara prinsip sama.
A. PENGERTIAN KELUARGA DALAM KONSEP BHS. YUNANI
Kata
yang paling umum dipakai untuk "keluarga" dalam PB adalah: oikos,
oikia (rumah), artinya rumah tangga, tapi juga diartikan sebagai umat. Kata
Yunani lain yang dipakai adalah patria, tetapi dipakai lebih banyak untuk menekankan tentang asal-usul keluarga
(keturunan).
B. JUMLAH ANGGOTA KELUARGA DALAM KONTEKS PB
Jumlah
anggota keluarga PB relatif lebih kecil dibanding PL, biasanya mereka terdiri
dari suami/ayah, istri/ibu, anak-anak, pelayan/budak dan saudara atau teman, yang saling membutuhkan, yang tinggal
dalam satu rumah. Dalam PB, khususnya setelah mereka menjadi Kristen, konsep
keluarga lebih banyak dimengerti bukan
sebagai hubungan darah tapi hubungan keluarga dalam pengertian rohani, yaitu saudara-saudara
seiman dalam Tuhan (juga kadang dipakai
istilah bapak rohani, anak rohani).
C. GEREJA DAN KELUARGA
Pada
waktu jemaat PB belum mempunyai gedung gereja mereka biasa memakai rumah tangga sebagai tempat para umat
bertemu/bersekutu. Dan di sinilah kegiatan
upacara-upacara keagamaan penting dilakukan, mis. perayaan Paskah,
perjamuan kudus, doa, pengajaran, dll.
Dari konteks inilah gereja disebut sebagai
keluarga, Allah karena masing-masing anggota telah diangkat sebagai
anak-anak Allah dan mereka menjadi
saudara-saudara seiman yang selalu bersekutu
bersama-sama melaksanakan panggilan Allah di dunia. Ef
3:15-19; #Rom 16:5
D. KESAKSIAN ALKITAB TENTANG KELUARGA
1. Kitab-kitab Injil
Dalam Kitab-kitab Injil, banyak sekali
disaksikan bagaimana perkawinan dan keluarga dihormati.
-pertunangan Maria dan Yusuf
-sanak keluarga Zakaria dan
Elizabeth bersukacita atas kehamilan
Elizabeth.
-Tuhan Yesus menghadiri
perkawinan di Kana.
-perceraian tidak diijinkan.
-konsep keselamatan bagi
seluruh keluarga (#Yoh 4:53; #Luk 19:9)
-kewajiban memelihara dan
menguburkan orang tua ditekankan.
-Tuhan meluangkan banyak waktu
dengan orang dewasa untuk mengajar.
2. Surat-surat Rasul-rasul
-keluarga menjadi tiang
penyangga gereja mula-mula.
-pertobatan membawa akibat
langsung bagi keluarga.
-tuntunan tugas dan peran
suami dan juga istri.
-tugas dan tanggung jawab orang
tua dalam mendidik anak-anak.
-tugas anak menghormati dan
memelihara orang tua.
-simbolisme gereja sebagai
mempelai wanita.
-hidup kudus dalam berkeluarga
menjadi syarat untuk hamba Tuhan.
-konsep keselamatan bagi
seluruh keluarga.
-rasul-rasul mengajar dan
memberi perhatian kepada masalah orang dewasa.
BAB IV
PENGANTAR PSIKOLOGI ORANG DEWASA/KELUARGA
A. KARAKTERISTIK ORANG DEWASA
Istilah
orang dewasa secara umum dapat dimengerti sebagai sebutan bagi mereka yang berumur di atas 18 tahun, dimana
diperkirakan pada usia tsb. alat-alat
reproduksi (seksual) mereka telah matang/dewasa. Tapi mendefinisikan
dengan cara tsb. agak terlalu sederhana,
karena dalam kenyataan ada banyak faktor
lain yang mempengaruhi kedewasaan seseorang, mis. faktor intelektual,
emosi, sosial, ekonomi, budaya dll. Oleh
karena itu kedewasaan seseorang biasanya ditinjau tidak saja dari faktor umur saja karena ada beberapa karakteristik
yang perlu dilihat untuk menentukan
kedewasaannya, mis:
1. Memiliki kesadaran akan
tanggung jawab, baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun masyarakat dan
bangsa pada umumnya.
2. Secara ekonomi mereka sudah
tidak lagi tergantung.
3. Memiliki kepekaan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia berada.
4. Memiliki kemauan untuk
memperhatikan kesehatannya dengan baik.
5. Mengalami kemajuan
perkembangan jiwa sejalan dengan bertambahnya usia.
6. Menggunakan kemampuan berkomunikasi
untuk berinteraksi secara positif dengan manusia lain.
B. PEMBAGIAN KELOMPOK ORANG DEWASA
Pada
masa yang lampau kelompok orang dewasa digolongkan hanya dalam satu kelompok, yaitu orang dewasa. Tapi dari
perkembangan ilmu psikologi kita
dapatkan bahwa ada tingkatan-tingkatan perkembangan pada orang dewasa
yang membentuk pola tertentu pada kelompok
umur tertentu. Oleh karena itu dalam
ilmu psikologi sekarang kelompok orang dewasa biasanya dibagi menjadi
3 kategori:
1. Orang dewasa muda (18-34
tahun)
2. Orang dewasa madya (35-60)
3. Orang dewasa tua (61
keatas)
Pembagian ini didasarkan pada
karakteristik, kebutuhan dan masalah yang
dihadapi oleh masing-masing kelompok.
C. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN
DAN MASALAH ORANG DEWASA MUDA (USIA 18-34 TAHUN)
Sesudah
akhir masa adolesen (remaja), seseorang akan mengalami transisi kehidupan kearah masa dewasa. Hidup pada masa
ini dirasakan sangat cepat. Banyak
pengalaman-pengalaman ‘pertama’ harus dilalui, misalnya, pindah rumah/kota, masuk perguruan tinggi, memulai
karier (pekerjaan), menikah, mempunyai
anak, mempunyai kedudukan (identitas) dalam masyarakat dll. Masa dewasa muda ini berakhir sampai usia 35
tahun.
1.
Karakteristik orang dewasa muda:
-kebanyakan
masih single/belum menikah (tapi sebagian sudah menikah dan sebagian sudah
mempunyai anak).
-sedang
atau sudah menyelesaikan pendidikan (tapi sebagian sudah memulai bekerja).
-mengalami
paling banyak penyesuaian dan sering harus jatuh bangun.
-bimbingan
orang tua mulai berkurang, sehingga sering ragu-ragu dan takut.
-fisik
sangat sehat dan intelektual sedang dalam puncak
-sangat
bersemangat dan ambisius serta idealis.
2. Kebutuhan dan masalah orang
dewasa muda:
-memilih bidang studi yang
akan ditekuni sebagai karier di masa y.a.d.
-menyelesaikan pendidikan
-mencari pekerjaan yang sesuai
-memiliki teman hidup
-menikah
-belajar menyesuaikan hidup
nikah/berkeluarga
-memulai keluarga
-merencanakan anak
-membesarkan anak
-menangani keluarga dengan
stabil dan mantap
-memulai karier/pekerjaan
tetap
-ingin terlibat dalam
masyarakat
-bagaimana menemukan
lingkungan kelompok yang cocok
-selalu mengalami kesulitan
dalam hal keuangan
D. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN
DAN MASALAH ORANG DEWASA MADYA (USIA 35-60 TAHUN)
Ketika
memasuki masa usia ini, seorang dewasa tiba-tiba harus menerima kenyataan bahwa hidup sudah ada di tengah
jalan dan tidak mungkin bisa kembali
lagi. Inilah yang disebut sebagai masa puber kedua, karena pada masa ini terjadi banyak perubahan dan transisi
untuk memasuki masa usia lanjut (yang
sering kali ditakuti). Pada saat ini orang dewasa melakukan introspeksi dan evaluasi untuk membuat komitmen baru
dalam hidup. Kalau masa ini dilalui dengan baik, maka pepatah yang berbunyi
"hidup sesungguhnya dimulai usia
40" betul-betul terjadi.
1. Karakteristik orang dewasa
madya:
-Mulai
melihat anak-anak menanjak remaja dan pemuda, saat untuk mulai melepas mereka supaya bisa mandiri.
-banyak
ketrampilan yang sudah dikuasai untuk mengatasi persoalan hidup.
-lebih
realistis, khususnya dalam hal cita-cita dan tujuan hidup.
-hidup
pada masa ini mulai mapan, khususnya dalam hal keuangan.
-mulai
menyesuaikan diri untuk memasuki masa tua, sehingga menimbulkan banyak stres dan ketegangan.
2. Masalah yang dihadapi orang
dewasa madya
-kadang
masih berpikir untuk pindah karier.
-(khusus
untuk wanita) masa ini adalah masa untuk berkarier lagi.
-menghadapi
orang tua yang memasuki usia lanjut.
-hubungan
suami istri akan menjadi lebih kearah persahabatan
-menemukan
kesenangan-kesenangan baru.
-merencanakan
pensiun.
-menyesuaikan
diri dengan perubahan psikologis yang sedang terjadi.
-tidak
lagi idealis tapi realistis.
E. KARAKTERISTIK, KEBUTUHAN
DAN MASALAH ORANG DEWASA TUA (USIA 61 TAHUN KE ATAS)
Perbaikan
gizi dan obat-obatan memungkinkan lebih banyak orang dewasa untuk memasuki masa usia lanjut ini. Masalah paling
umum dihadapi pada masa ini adalah
kesehatan dan mengisi waktu masa tua.
1. Karakteristik orang dewasa
tua
-berkurangnya
kemampuan fungsi organ-organ tubuh, sehingga banyak mengeluhkan masalah kesehatan.
-ketuaan
secara psikologis
-banyak
lupa (pikun)
-banyak
kuatir dan ketakutan akan kematian
-merasa
tidak berguna dan tidak dibutuhkan
-ketergantungan
dalam banyak hal, kadang termasuk finansiil.
-menarik
diri dari banyak kegiatan karena alasan ketuaan
2. Masalah dan kebutuhan yang
dihadapi dewasa tua:
-ketegangan
karena masalah kesehatan dan penyakit.
-menyesuaikan
hidup ke masa pensiun
-mencari
kegiatan-kegiatan yang berguna
-belajar
mengingat cucu-cucu
-belajar
hidup sendiri
-memahami
proses ketuaan
-berusaha
untuk hidup sehat
-mempersiapkan
kematian
F. BAGAIMANA ORANG DEWASA BELAJAR
Proses
belajar manusia tidak berhenti pada waktu seorang pemuda meninggalkan bangku sekolah formal, dengan atau tanpa
ijazah. Proses belajar manusia
berlangsung terus seumur hidup, baik melalui: pengalaman kerja,
bacaan, kursus-kursus, kegiatan latihan,
ataupun seminar/penataran. Namun demikian
disadari bahwa orang dewasa bukan anak kecil lagi, sehingga pendidikan
orang dewasa tidak dapat disamakan
dengan pendidikan anak sekolah. Pendekatan pendidikan untuk orang dewasa
disebut dengan istilah androgogy (ilmu untuk mengajar orang dewasa). Istilah
ini diciptakan oleh Kapp 1883
dipopulerkan oleh Malcolm Knowles. Ia mengemukakan 4 asumsi tentang
proses belajar dalam orang dewasa:
1.
Self directed. Tidak memerlukan kontrol dari orang lain, harus mempunyai agenda
sendiri. Mereka yang membuat keputusan sendiri, tidak perlu diminta, kapan dan
bagaimana mereka belajar.
2.
Pengalaman hidup sebagai sumber pendidikan. Guru hanya menjadi fasilitator.
3.
Orientasi orang dewasa lebih banyak ke pengembangan dalam rangka tugas dalam
peran sosialnya. Misalnya sebagai orang tua, sebagai bagian dari masyarakat.
4.
Pengaplikasian langsung. Orientasinya adalah: problem-oriented. Bagaimana
pengetahuan yang dipunyai berguna untuk memecahkan masalahnya sekarang.
5.
Ketakutan untuk menghadapi kegagalan-takut kehilangan muka, status.
BAB V
PERANAN
PAK DEWASA/KELUARGA DALAM PEMBANGUNAN TUBUH KRISTUS (GEREJA)
A. GEREJA DAN JEMAAT DEWASA
Gereja
yang sehat anggotanya terdiri dari sebagian besar orang dewasa. Orang-orang dewasa ini adalah anggota
yang paling pontensial di gereja karena
mereka adalah:
1.
penerus generasi gereja yang akan datang.
2.
pengurus, pengelola dan pemimpin gereja.
3.
pelaksana program gereja.
4.
pemberi persembahan terbesar.
5.
ikut menjadi pengajar di gereja
6.
tokoh masyarakat yang berpengaruh.
7.
kepala-kepala rumah tangga.
8.
contoh teladan bagi generasi lebih muda.
9.
anggota masyarakat yang aktif.
10.
pendidik dalam rumah tangga maupun masyarakat.
11.
dll.
B. TANTANGAN DAN PANGGILAN GEREJA
Bagaimana
gereja menjalankan tugas panggilannya untuk mempersiapkan orang-orang dewasa ini untuk bisa memberikan
peran sertanya dalam masyarakat maupun
gereja sesuai dengan panggilannya sebagai anak-anak Tuhan. Untuk menjawab
pertanyaan di atas perlu kita pahami terlebih dahulu apakah panggilan gereja. Ada tiga hal penting
yang menjadi tujuan/panggilan gereja:
1.
Melayani Tuhan Worship/menyembah dan meninggikan Tuhan, Raja di atas segala
raja.
2.
Melayani orang-orang percaya Memelihara kesejahteraan rohani kawanan domba yang
Tuhan percayakan.
3.
Melayani dunia yang terhilang Melakukan penginjilan, memberitakan Berita
Kesukaan kepada semua orang.
Diantara
3 tujuan di atas, tujuan kedua adalah tujuan yang ingin dicapai oleh gereja melalui program
Pendidikan Agama Kristen. Di dalam
tujuan kedua ini tercakup tugas gereja untuk tidak hanya memelihara kerohanian jemaat tetapi secara
jelas dikatakan dalam Kol 11:28, bahwa
gereja harus menolong jemaat untuk bertumbuh
kearah kedewasaan dalam Kristus. Juga di #Ef 4:12-13, dikatakan bahwa gereja harus melayani jemaat
agar pembangunan Tubuh Kristus
terlaksana seperti apa yang dikehendaki Tuhan.
Jadi
disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Kristen sangat penting diadakan di gereja sebagai sarana untuk
menumbuhkan dan memperlengkapi jemaat
agar gereja secara kesatuan bertumbuh ke arah
kedewasaan dalam Kristus dan pembangunan tubuh Kristus tercapai sesuai dengan panggilan gereja.
C. SUMBANGSIH PAK DEWASA BAGI GEREJA
Dalam
baimanakah PAK dewasa dapat memberikan sumbangsih bagi pembangunan Kristus:
1.
mempersiapkan program pendidikan bagi jemaat.
2.
melaksanakan pengajaran iman Kristen Alkitabiah bagi jemaat.
3.
menyediakan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan jemaat baik secara
kualitatif maupun kuantitatif.
4.
meningkatkan kualitas hidup rohani yang bertanggung jawab.
5.
memperlengkapi jemaat untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus.
D. HALANGAN DALAM PELAKSANAAN PAK DEWASA
Sekalipun
PAK memberikan peran yang sangat penting bagi pertumbuhan tubuh Kristus, tidak berarti pelaksanaannya
tanpa halangan. Berikut ini adalah
hal-hal yang menjadi penghalang pelaksanaan PAK bagi orang dewasa:
1.
Ketergantungan pada pendeta sebagai sumber informasi.
2.
Tanggung jawab pribadi kurang ditekankan (perkembangan rohani).
3.
Mentalitas untuk menerima saja, tidak ada unsur memberi dan menerima.
4.
Kegiatan pendidikan hanya berpusatkan pada pendengaran.
5.
Orang dewasa sudah mapan, sudah terbentuk kebiasaan-kebiasaan yang sulit dirubah, pikiran juga sudah
terbentuk.
6.
Perkembangan sangat sulit dilihat, hasil tidak cepat dan sulit dilihat, juga lambat berkembang.
7.
Terlalu banyak variasi kebutuhan dan kategori dewasa.
8.
Masalah orang dewasa yang sudah sangat kompleks.
9. Banyak
kesulitan hidup sehingga kurang bersemangat dan tidak ada waktu.
10.
Karena sama-sama orang dewasa, pemimpin harus cukup menguasai dan dihormati.
11.
Karena kualifikasi yang tinggi guru PAK Dewasa sulit dicari.
12.
dst.
BAB VI
TUJUAN PAK DEWASA/KELUARGA
A. TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN UNTUK ORANG DEWASA
1.
Memberikan dasar/prinsip kebenaran Firman Tuhan Mengajarkan pengajaran yang
benar sesuai dengan Alkitab (lebih dari sekedar mendengarkan kotbah) dan
pendeta/pembimbing membantu mereka menjajagi Firman Allah secara sistematis
untuk menemukan berita kebenaran Firman Allah untuk generasi ini.
2.
Menolong jemaat untuk hidup sebagaimana Kristus menghendaki. Mengaplikasi
Firman Tuhan yang dipelajari itu dalam kegiatan sehari-hari dan menolong memecahkan
masalah-masalah yang timbul karenanya.
3.
Membangun kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang Menyediakan pelayanan yang
cocok dengan mereka untuk menjangkau orang dewasa yang lain.
B. PROGRAM PENGEMBANAAN PAK DEWASA GEREJA
Berdasarkan
pemahaman #Ef 4:11-16; 3:8 dan #Kis 8:4 maka
ada beberapa bidang pelayanan gereja
yang perlu digarap:
1.
Bidang Pengajaran untuk memberikan dasar-dasar iman Kristen.
2.
Bidang Kebaktian untuk membawa jemaat beribadah kepada Tuhan.
3.
Bidang Pelayanan untuk melibatkan jemaat ikut dalam pelayanan.
4.
Bidang Pelatihan untuk melatih pemimpin dan regenerasinya.
5.
Bidang Sosial/masyarakat untuk menjangkau keluar dan menjadi terang.
6.
Bidang Penginjilan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.
7.
Bidang Konseling untuk menolong jemaat mengatasi masalahnya.
BAB VII
METODE PAK DEWASA/KELUARGA
A. PRINSIP MEMILIH METODE MENGAJAR YANG TEPAT
Dalam
memilih metode mengajar PAK Dewasa yang tepat perlu dipertimbangkan faktor
faktor sbb.:
1.
Tujuan Pengajaran
2.
Bahan pengajaran
3.
Umur kelompok peserta
4.
Kebutuhan peserta
5.
Jumlah peserta
6.
Waktu yang tersedia
7.
Kemampuan pengajar
8.
Fasilitas yang ada
9.
Suasana kelompok
B. MACAM-MACAM METODE PAK DEWASA
Variasi/macam
metode dikelompokkan berdasarkan tingkat interaksi kelompoknya:
1.
Berpusatkan pada pengajar
Contoh:
ceramah
2.
Berpusatkan pada murid
Contoh:
diskusi
3.
Berpusatkan pada kerjasama kelompok
Contoh:
penugasan
4.
Berpusatkan pada pangajar dan murid
Contoh:
tanya jawab
BAB VIII
PERKAWINAN DAN KELUARGA KRISTEN
BAHAN
DISKUSI
1. Apa
pedoman seorang Kristen dalam mencari pasangan hidup?
2.
Apakah dasar-dasar hidup perkawinan Kristen?
3. Apa
ciri-ciri keluarga Kristen yang sehat?
4.
Bagaimana gereja menolong jemaat untuk memiliki keluarga Kristen yang sehat?
HAK
CIPTA
~~~~~~~~~ * VERSI BUKU (TINTA-KERTAS) *
JUDUL : Pendidikan Agama Kristen
PENULIS : Dra. Yulia Oeniyati Buffet, M.Th.
TAHUN :
PENERBIT : YLSA
COPYRIGHT: ©
Yulia Oeniyati Buffet
HAK
CIPTA
~~~~~~~~~ * VERSI ELEKTRONIK (SABDA) *
IZIN DARI : Dra. Yulia Oeniyati Buffet, M.Th.
DIPROSES OLEH:
Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar