MELATIH PEMIMPIN GEREJA
BAGAIMANA MELATIH PEMIMPIN GEREJA
Oleh Ralph Mahoney
Bab 1—Melatih Para Pemimpin
Pendahuluan
Ada TIGA PENGHALANG YANG BESAR untuk memberitakan Injil. Ketiga
halangan ini menghalang-halangi penginjilan pada mereka yang belum pernah
mendengar berita baik tentang apa yang telah dilakukan Kristus untuk
menyelamatkan dan memberkati semua bangsa. Penghalang tersebut adalah:
o PEKERJAAN YANG TERPUSAT PADA SATU ORANG (KLERIKALISME)
o KURANGNYA PENGGUNAAN KUASA ROH KUDUS (PNEOMATOLOGI DEFISIENSI)
o PEMBANGUNAN GEDUNG GEREJA
Dalam bagian ini, Bagaimana Melatih Para Pemimpin Sidang, anda
dapat mempelajari bagaimana menanggulangi KLERIKALISME. Dan yang lain akan
dibicarakan secara berurutan. Apabila anda tidak memilih aliran
"Klerikalisme" ini, tetapi memilih tepat seperti apa yang dikatakan
Alkitab, berarti anda membantu Yesus mendirikan gerejaNya dengan efektif.
2.500.000 orang Israel mengikuti Musa keluar dari Mesir menuju ke
padang pasir. Kekurangan yang menyedihkan ada pada kepemimpinan Musa
digambarkan sebagai aliran KLERIKALISME.
"Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa
itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang.
"Ketika mertua Musa melihat yang dilakukannya...berkatalah
Ia: "Apakah ini...Mengapa engkau seorang diri
saja yang duduk menghakimi tanpa ada orang lain yang membantu...?"
"Kata Musa kepada mertuanya itu: "Sebab bangsa ini
datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah; Apabila ada perkara di antara
mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan
yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan
keputusan-keputusan Allah."
"Tetapi mertua Musa menjawabnya: ’ Tidak baik seperti apa yang kaulakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau, baik bangsa yang
bersama engkau ini...: Sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja.
"Jadi sekarang dengarlah perkataanku, aku akan memberi
nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau: Wakililah bangsa itu di
hadapan Allah dan kau hadapkanlah perkara-perkara mereka kepada
Allah."kemudian haruslah engkau mengajarkan kepada mereka ketetapan-ketetapan
dan keputusan-keputusan, dan beritahukan kepada mereka jalan yang harus
dijalani dan pekerjaan yang harus dilakukan."
"Disamping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang
yang takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada
pengajaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin
seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin
sepuluh orang."
"Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa;
maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi
segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka
meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan turut
menanggungnya". (#/TB Kel
18:13-22)
Aliran Klerikalisme ini mencoba untuk melakukan pekerjaan yang
dibebankan Tuhan pada anda dan anda menyelesaikannya sendirian, tanpa bantuan
seorangpun. Tanpa saran atau bantuan seorangpun (Tanpa saran atau pertolongan
orang lain). Aliran ini menempatkan diri anda sendiri merasa DI ATAS orang lain
bukan (yang seharusnya) sebagai hamba dari semua. "Dan barangsiapa
ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu;
Barangsiapa terbesar di antara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu" (#/TB Mat 20:27 23:11). Mereka yang
terjerat dalam aliran Klerikalisme ini gagal untuk memenuhi tujuan yang murni
dari seorang pemimpin sidang.
Klerikalisme, hanya dapat dipecahkan dengan penggunaan
prinsip-prinsip pelayanan yang digandakan. Yang telah dilakukan Yesus dan Rasul
Paulus dalam perjanjian Baru.Pemecahan Klerikalisme adalah membangun sebuah
tim. Berikan waktu anda dan semua yang anda miliki dalam tim tersebut. Lalu
berilah kesempatan tim anda membantu anda dalam pekerjaan yang Tuhan telah
bebankan kepada anda.
Anda akan berhasil membentuk sebuah tim apabila anda mengikuti
prinsip-prinsip yang diberikan Allah pada Musa melalui Yitro, mertua Musa.
Tanpa prinsip-prinsip ini, Musa telah gagal, dan tanpa prinsip-prinsip tersebut
andapun dapat gagal sebagai pemimpin sidang. Kita akan memeriksa lima prinsip
(dasar) yang diberikan pada Musa. Dari sini kita akan menemukan cara pemecahan
problema Klerikalisme ini.
A. LIMA PRINSIP YANG DIBERIKAN KEPADA MUSA
1. Latihlah Orang Lain Untuk
Membantu
"Aku seorang diri
tidak dapat memikul tanggung jawab atas seluruh bangsa ini sebab terlalu berat
bagiku. Jika Engkau berlaku demikian kepadaku, sebaiknya Engkau membunuh aku
saja, jika aku mendapat kasih karunia di mata-Mu..." (#/TB Bil 11:14,15).
Musa meminta Tuhan membunuhnya saja karena masalah-masalah yang
timbul akibat Klerikalisme. Klerikalisme ini sedang membunuhnya.
Klerikarisme ini akan membunuh anda juga!
Untuk menolongnya dalam memecahkan persoalan ini, Allah berbicara
pada Musa. (#/TB Bil 11) Dalam #/TB Kel 18, Yitro (ayah mertua Musa) juga
berbicara tentang hal yang sama.
Musa mendengar perkataan Allah dan Yitro, inilah yang Ia dapatkan.
Pemecahannya dimulai dari melatih orang lain.
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Kumpulkanlah
dihadapanKu...tujuh puluh orang, yang kauketahui menjadi tua-tua bangsa dan
pengatur-pengatur pasukan..." (#/TB Bil 11:16).
"Disamping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang
yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, yang benci
kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka diantara bangsa itu menjadi
pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan
pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara
bangsa; bersama-sama dengan engkau..." (#/TB Kel 18:21,22).
Ayat-ayat dalam Alkitab yang mengikutinya mengajarkan kita bahwa
karunia/talenta kepemimpinan itu diberikan kepada Sidang/Gereja untuk melatih
anggota-anggotanya melakukan pekerjaan pelayanan.
Ini adalah tujuan pelayanan Musa. Tetapi Musa tidak mengetahuinya.
Tugas pemimpin adalah melatih dan melengkapi anggota-anggota
sidang yang memiliki potensi sebagai pemimpin.
Dan anggota-anggota sidang tersebut akan melakukan tugas pelayanan
itu.
"Ia yang telah turun, Ia juga telah naik...dan Ialah yang
memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil
maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk melatih dan memperlengkapi
orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus
secara rohani dan jumlah..." (#/TB Ef 4:10-12 pph)
a. Tiap Orang Mengajar Seseorang. Rasul
Paulus mengajar dalam ayat-ayat di atas bahwa tujuan utama dari pemimpin sidang
adalah melatih orang lain.
Paulus menerangkan hal ini pada Timotius yang muda. Bahwa tugasnya
sebagai seorang pemimpin adalah untuk melatih orang lain. Ia harus membawa
latihan yang diterimanya dari Paulus itu dan memberikannya pada orang-orang
lain yang setia.
"Apa yang telah engkau dengar daripadaku di depan banyak
saksi, percayakanlah hal itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang
juga cakap mengajar orang lain." (#/TB 2Tim 2:2)
Mengikuti prinsip Paulus untuk melatih orang lain, berarti mulai
menyusun rantai yang akan bertambah terus, yang menyebabkan Injil dengan cepat
dapat disebarkan ke seluruh penjuru bumi, Daftar berikut ini menunjukkan apa
yang akan terjadi apabila anda mengambil SEORANG yang setia dengan menghabiskan
SATU tahun melatihnya.
Tahun kedua, anda dan seorang yang anda latih akan
masing-masing melatih seorang yang lain
lagi. Apabila anda terus melakukan proses ini selama tiga puluh tiga tahun,
lihatlah apa yang akan terjadi.
Inilah gambaran prinsip Alkitabiah tentang "TIAP ORANG
MENGAJAR SEORANG".
TIAP ORANG MENGAJAR SESEORANG
Pada akhir dari
Jumlah orang
yang terlatih
=========================================
Tahun ke-1
2
Tahun ke-2
4
Tahun ke-3
8
Tahun ke-4
16
Tahun ke-5
32
Tahun ke-6 64
Tahun ke-7
128
Tahun ke-8
256
Tahun ke-9
512
Tahun ke-10
1.024
Tahun ke-11
2.048
Tahun ke-12
4.096
Tahun ke-13 8.192
Tahun ke-14
16.384
Tahun ke-15
32.768
Tahun ke-16
65.536
Tahun ke-17
131.072
Tahun ke-18
262.144
Tahun ke-19
524.288
Tahun ke-20 1.048.576
Tahun ke-21
2.097.152
Tahun ke-22
4.194.304
Tahun ke-23
8.388.608
Tahun ke-24
16.777.216
Tahun ke-25
33.554.432
Tahun ke-26
67.108.864
Tahun ke-27
134.217.728
Tahun ke-28
268.435.456
Tahun ke-29
536.870.912
Tahun ke-30
1.073.741.824
Tahun ke-31
2.147.483.648
Tahun ke-32
4.294.967.296
Tahun ke-33
8.589.934.592
Jika setiap orang mengajar seseorang dan pada akhir tahun ke-33,
orang yang terlatih akan lebih banyak daripada jumlah penduduk bumi ini.
Apabila kita mau melakukan hal-hal yang sesuai dengan Alkitab, kita juga akan
mengalami hasil-hasil yang tertulis dalam Alkitab.
"Pada suatu kali banyak orang berduyun-duyun mengikuti
Yesus...dan makin lama, makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada
Tuhan, baik laki-laki maupun perempuan." (#/TB Luk 14:25,kis 5:14). Ini adalah
kerinduan Allah, banyak orang yang mengikut Yesus.
"Kemudian daripada itu aku melihat: Sesungguhnya, suatu
kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala
bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan tahta dan di hadapan
Anak Domba, memakai jubah putih..." (#/TB Why 7:9). YA! Tuhan menginginkan banyak
orang untuk diselamatkan.
"Tuhan.. tidak lalai...Ia menghendaki supaya jangan ada yang
binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (#/TB 2Ptr 3:9). Ia telah memberi kami dasar-dasar untuk menjamin hasil-hasil
itu.
b. Buah Yang Tetap. Dalam tahun
1959 ketika penulis sedang melayani di Nikaragua, Amerika Tengah. Seorang
penatua dan pemimpin gereja yang bijaksana mengajukan suatu pertanyaan:
"Bagaimana anda dapat membangun gereja-gereja di Amerika Tengah sebanyak
lima ribu dalam tiga puluh tahun?" Dan sebagai jawabnya ia menceritakan
kisah berikut ini.
Saya pergi ke Guatemala tahun 1929 sebagai seorang misionaris.
Dengan segera saya mengunjungi desa-desa dimana belum ada orang- orang yang
dilahirkan baru. Saya berkhotbah dan menyembuhkan mereka yang sakit selama enam
malam. Setiap malam saya mengundang orang-orang berdosa untuk datang dan
menerima pengampunan dosa dari Yesus. Dan banyak jiwa datang setiap malamnya.
Saya lalu membaptiskan jiwa-jiwa baru tersebut dalam air dan
meneruskan perjalanan ke desa selanjutnya untuk melakukannya lagi. Saya kira
saya telah memenangkan kurang lebih seratus jiwa-jiwa untuk Kristus setiap
minggu. Itulah jumlah jiwa-jiwa yang telah saya baptis.
Saya menulis surat kepada gereja saya yang memberi saya tunjangan
dan menceritakan semua keberhasilan saya. Sungguh-sungguh tidak dapat
dipercaya! Saya telah memenangkan lebih dari lima ribu jiwa setiap tahun untuk
Kristus.
Setelah dua tahun dan seratus kebangunan rohani di desa-desa, saya
memutuskan untuk kembali dan mengunjungi desa-desa itu untuk kedua kalinya.Saya
kembali pada desa pertama dan betapa terkejutnya saya ketika mendapatkan bahwa
jiwa-jiwa yang dulu bertobat kini kembali ‘murtad’ —mereka semua telah kembali
kepada praktek-praktek kekafiran mereka semua telah kembali kepada
praktek-praktek kekafiran mereka dan tak lagi hidup sesuai ajaran Alkitab.
Tidak lagi ada kebaktian dan tak seorangpun yang mengajar jiwa-jiwa baru
tersebut. Mereka yang dulu saya beri beban tugas, telah meninggalkan Kristus.
Saya kemudian pergi ke desa yang kedua dan ketiga. Semuanya
sama keadaannya. Hati saya hancur luluh,
dua tahun yang saya sangka adalah tahun keberhasilan ternyata tak menghasilkan
apa-apa.
Kata-kata dari Yesus mendengung di telinga saya:
"Bukan kamu yang
memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu,
supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap..." (#/TB Yoh 15:16).
Saya tidak mempunyai buah yang tetap. Apa yang saya harus
lakukan? Saya mulai mengarahkan hati
untuk mencari Tuhan dengan berdoa dan berpuasa. Dan selama waktu itu Tuhan
berbicara dengan jelas kepada saya. Ia berkata: "Saya tidak mengutus
engkau untuk menginjil di Amerika Tengah sendirian, saya mengutus kamu untuk
melatih yang lain."
Tuhan menunjukkan kepada saya dua prinsip yang sangat
penting. PERTAMA: Latihlah orang lain untuk memikul tanggung jawab seorang
pemimpin! KEDUA: Bekerjalah
dimana Allah bekerja!
Saya segera mengorganisir sebuah Pelatihan Sekolah Alkitab dengan
masa enam bulan. Kira-kira lima puluh siswa datang dan menyelesaikan masa
ajaran yang pertama ini.
Tak lama kemudian saya mendengar laporan-laporan dari
daerah-daerah hutan itu, mujizat-mujizat kesembuhan terjadi, orang-orang
mendapat penglihatan tentang Yesus dan akibat dari mujizat-mujizat itu,
berpuluh-puluh orang bertobat.Kemudian saya teringat. ’ Bekerjalah di mana Allah bekerja’. Segera
kemudian kami mengirim pekerja-pekerja yang telah kami latih untuk melayani
daerah itu. Dan hasilnya adalah tuaian yang melimpah ruah. Pekerja-pekerja yang
terlatih itu segera mulai mendirikan gereja-gereja ditiap-tiap desa,
memeliharanya dan mengajar jiwa-jiwa baru yang lain lagi. Dan inilah yang
kemudian menghasilkan ‘buah yang tetap’.
Saya telah mengikuti kedua prinsip itu sejak tahun 1931: (1)
Melatih orang lain dan (2) Bekerja dimana Allah bekerja!
Sekarang kami mempunyai lima lembaga Alkitab jangka pendek, yang
telah melatih ribuan pekerja. Lima ratus gereja-gereja tersebut adalah
buah-buah yang tetap dari orang-orang muda di Amerika Tengah yang telah kami
latih. Mereka pergi ke tempat dimana kami mendengar Allah bekerja. Kami bekerja
dengan Allah dan menghasilkan buah-buah yang banyak.
Menjelang tahun 1989 (30 tahun setelah saya berjumpa dengan
misionari itu), Amerika Tengah dilanda kegerakan dan ribuan gereja tumbuh.
c. Temukan Para Pemimpin. Dan Tuhan
berkata kepada Musa, "Kumpulkanlah di hadapanku tujuh puluh orang, yang
kau ketahui menjadi tua-tua bangsa dan pengatur pasukannya..." (#/TB Bil 11:16).
Melatih mereka yang tak mempunyai karunia kepemimpinan hanyalah
membuang waktu dan usaha saja. Perintah Allah nyata, "Kumpulkanlah...tujuh
puluh orang...yang kau ketahui menjadi tua-tua (pemimpin).
Bagaimana anda dapat mengenali seorang pemimpin? Perhatikan
berapa banyak pengikutnya. Apabila tidak
ada yang mengikutinya, dia bukanlah seorang pemimpin. Apabila anda keluar ke
ladang untuk membawa masuk lima puluh sapi perah untuk diambil susunya—anda
hanya perlu seekor ‘pemimpin sapi’. Apabila anda menuntun dia ke tempat
pemerahan, yang lainnya akan hanya mengikuti saja. Begitu pula dengan para
pemimpin manusia. Anda hanya mengambil orang-orang yang banyak pengikutnya dan
melatih mereka.
Inilah yang dilakukan Yesus. "Pada waktu itu pergilah Yesus
ke bukit untuk berdoa dan
semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
"Ketika hari Siang, Ia memanggil murid-muridNya kepadaNya,
lalu memilih dari antara mereka dua
belas orang, yang disebutNya rasul...lalu Ia turun dengan mereka..." (#/TB Luk 6:12,13,17).
Yesus menghabiskan sebagian besar waktuNya melatih mempersiapkan
dua belas murid-murid itu untuk
melaksanakan pelayananNya. Ia melatih sesama yang akan melatih orang lain juga.
Itulah pelayanan para pemimpin—menemukan lebih banyak pemimpin dan melatih
mereka.
2. Ajarkan Mereka Alkitab
Latihan apa yang harus kita
berikan pada pemimpin gereja? "kemudian haruslah engkau mengajarkan
kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan..." (#/TB Kel 18:20).
Mereka yang telah terbiasa dengan seminar-seminar dan
sekolah-sekolah Alkitab, akan segera tahu bahwa kebanyakan mereka mengajarkan
semua hal kecuali Alkitab. Seminari-seminari Theologia terlalu sering menjadi
‘kuburan’ dimana ratusan kehidupan rohani dari para pemimpin gereja yang
berpotensi dikuburkan.
Pilihan itu digambarkan oleh Adam dan Hawa di taman Eden: "...
pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang
yang baik dan yang jahat..." (#/TB Kej 2:9) Makan buah-buah dari pohon pengetahuan hanya akan menghasilkan
dosa dan kematian. Walaupun sudah ada peringatan Alkitabiah ini, gereja masih
juga kembali pada pohon ini dalam program-program latihannya.
Apa hasilnya? Rasul Paulus dengan sederhana menjelaskan: "Pengetahuan
yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun."
(#/TB 1Kor 8:1).
Program-program latihan yang tidak menggunakan ALKITAB sebagai
pegangan kerja yang utama, hanya menghasilkan: kecongkakan, kematian rohaniah,
para pemimpin yang tidak berpotensi yang tujuannya setelah lulus pendidikan
hanyalah menggembalakan sebuah gereja yang makin tahun makin berkurang
anggotanya.
Semua yang tidak mempunyai kehidupan tidak dapat dan tidak akan
bertumbuh. Pohon Pengetahuan hanyalah berbuahkan kematian.
Yesus menjawab mereka: "Kamu sesat, karena kamu tidak
mengerti Kitab Suci..." (#/TB Mat 22:29). Ayat-ayat dalam Alkitab menghindarkan kita dari berbuat
kesalahan dan membuahkan kehidupan. "... daging sama sekali tidak
berguna, perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan
Hidup." (#/TB Yoh 6:63).
Karena perkataan Allah Bapalah, dan perkataan Anak Allahlah
(Yesus) yang tertulis dalam Alkitab yang memberikan kita kehidupan.
"Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya, mereka akan
memperoleh hak atas pohon kehidupan..." (#/TB Why 22:14).
a. Keberhasilan Akademis Bukanlah Suatu Tujuan. Program-program latihan yang didasarkan atas hasil
intelektualitas dengan penekanan pada gelar-gelar akademis tidak akan
menghasilkan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memenangkan jiwa-jiwa yang
terhilang bagi Kristus atau untuk membangun gereja-gereja yang bertumbuh. Makin
besar penekanannya pada hal-hal yang akademis, makin kurang kemampuan jiwa
kepemimpinannya.
Ajarkan Alkitab. Latihlah pemimpin-pemimpin gereja secara
Alkitabiah. Biarlah Alkitab menjadi pusat dari kurikulum latihan anda.
Pertanyaan yang timbul tentang Yesus, "... bagaimanakah
orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar?" (#/TB Yoh 7:15).
Orang-orang Yahudi mempermasalahkan pengetahuan Yesus tentang
Alkitab karena mereka tahu Yesus tidak mempunyai ijazah-ijazah akademis yang
dapat memberiNya penghargaan baik pada hal-hal yang rohani ataupun hal-hal yang
duniawi.
Kita harus belajar dari contoh ini. Keberhasilan akademis,
bukanlah tujuannya. Pengetahuan akan Alkitab dan kuasa Allah adalah apa yang
dibutuhkan seorang pemimpin sidang (#/TB Mat 22:29).
b. Carilah Pemimpin-Pemimpin—Pekerja-Pekerja. Rasul-rasul yang pertama bukanlah orang-orang yang dikenal karena
keberhasilan akademisnya. "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus
dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar,
heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus."
(#/TB Kis 4:13).
Tak seorangpun dari rasul-rasul Yesus yang lulus dari seminari
teologia dari Farisi atau Saduki. Standar dari pemimpin sidangNya adalah ini: "Tuaian
memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian,
supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (#/TB Luk 10:2). Pemimpin gereja yang
efektif adalah seorang yang telah terbukti mengenal bagaimana bekerja keras. Ia
rela bekerja kasar dengan kedua tangannya. Dia telah belajar disiplin dari
seorang pekerja keras yang tekun dan tak kenal lelah untuk memberi banyak
hasil.
Sebaliknya, lulusan seminari pada umumnya adalah orang-orang yang
congkak, merasa terlalu tinggi untuk bekerja, malas dan tidak produktif.
Orang-orang semacam itu tidaklah cocok untuk mewakili Dia yang mencuci kaki
para muridNya, "jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan
dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu." (#/TB Yoh 13:14). Carilah seorang
‘Pemimpin—Pekerja’ dan anda akan mendapatkan seorang pemimpin gereja yang
produktif.
Itulah sebabnya mengapa Yesus memilih para penangkap ikan seperti
Petrus dan Yohanes, orang-orang profesional seperti Matius, seorang pemungut
cukai dan Lukas, seorang dokter. Mereka mempunyai ketrampilan praktis dan tahu
bekerja keras. Dan orang semacam itulah yang dapat diajar tentang Alkitab dan
menjadi pemimpin yang berbuah-buah.
3. Tunjukkan Mereka Tugas-Tugas Untuk Dilakukan
"... dan
memberitahukan kepada mereka jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang
harus dilakukan" (#/TB Kel 18:20).
Rasul Lukas memulai buku Kisah Rasulnya dengan kata-kata: "Dalam
bukuku yang pertama aku menulis...segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan
Yesus" (#/TB Kis 1:1).
a. Libatkan Mereka. Tidaklah cukup
untuk melatih anak didik. Pelatih harus segera melibatkan siswa dalam MELAKUKAN
dan MENGAJAR!
Apabila anda mengajar para siswa untuk ‘memenangkan jiwa’ segeralah
mengirimnya keluar memenangkan jiwa. Apabila anda mengajarnya untuk
menyembuhkan penyakit dan mengusir setan, segeralah kirim dia untuk melakukan
hal ini, dan itulah yang telah dilakukan Yesus.
‘Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada
mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan melenyapkan segala penyakit dan
kelemahan.
Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada
mereka...pergilah dan beritakanlah kerajaan sorga sudah dekat. Sembuhkanlah
orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah
setan-setan kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah
pula dengan cuma-cuma." (#/TB Mat 10:1-8)
"Lalu Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan
tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit. Dan Ia mengutus mereka untuk memberitakan
Kerajaan Allah dan untuk menyembuhkan orang. Lalu pergilah mereka dan mereka
mengelilingi segala desa sambil memberitakan Injil dan menyembuhkan orang sakit
disegala tempat." (#/TB Luk 9:1,2,6)
"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang
lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat
yang hendak dikunjungiNya."
"Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba
ke tengah-tengah serigala.
"Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota...sembuhkanlah
orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah
sudah dekat padamu."
"Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan
berkata: Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."
"Lalu kata Yesus kepada mereka: Aku melihat iblis jatuh
seperti kilat dari langit."
"Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk
menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh,
sehingga tak ada yang akan membahayakan kamu."
"Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan
berkata: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya
itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau
nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu" (Dikutip dari #/TB Luk 10:1-21).
b. Latihan Jangka Pendek Adalah Yang Terbaik. Perhatikan bahwa latihan yang Yesus berikan pada baik dua belas
rasul-rasul maupun pada tujuh puluh murid-murid adalah jangka pendek, sebelum
Ia mengutus mereka. Ia mendemostrasikan apa yang harus mereka lakukan, kemudian
mengirim mereka keluar untuk melakukan hal yang sama itu sendiri. "Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan
juga pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada
Bapa." (#/TB Yoh 14:12).
Makin Lama Program Latihan Itu Makin Kurang Hasilnya. Enam bulan adalah waktu maksimum untuk latihan—kemudian anak didik
dapat dikirim keluar untuk sepenuhnya melakukan tugas kerja tersebut. Bila
perlu, mereka dapat dikirim kembali untuk latihan selanjutnya setelah setahun
atau dua tahun kemudian.
c. Ajarkan Hal-Hal Praktis Latihan jangka
pendek sebaiknya 50% PENGAJARAN dan 50% PELAKSANAAN. Apa yang diajarkan harus
segera dilaksanakan. Jangan melatih otak, latihlah tangan-tangan. Penekanan
haruslah dalam apa-apa yang praktis, yang dilaksanakan (latihan praktis).
Penulis buku ini telah menghabiskan tiga puluh tahun terakhir ini
menjelajahi lebih dari seratus bangsa-bangsa di dunia ini. Ia telah mengamati
program-program latihan yang menghasilkan hal-hal yang baik dan program-program
yang tak menghasilkan apa-apa (menghasilkan hal-hal yang negatif).
Gereja dalam tiga negara telah menghasilkan hasil-hasil yang
menyolok: Korea, Brasil, Chili. Bangsa-bangsa ini memakai prinsip-prinsip di
atas. Gereja-gereja di sana meledak dalam pertumbuhan dan para pemimpin sangat
berhasil dalam memenangkan ribuan orang untuk Kristus.
Latihan seharusnya berpusat pada Alkitab, jangka pendek dan
praktis. Hal-hal yang secara akademis tidaklah perlu ditekankan. Dedikasi dan
penyerahan diri kepada Kristus, kemurnian sifat dan penekanan pada latihan
praktis (langsung mengerjakan apa-apa yang diajarkan) —inilah program-program
latihan yang sudah biasa dilakukan di ketiga negara di atas.
Karena berdasarkan Alkitab—maka akan membuahkan hal-hal yang
Alkitabiah.
4. Pindahkan Urapan
"Lalu berfirmanlah
Tuhan kepada Musa: Kumpulkanlah di hadapanku dari antara tua-tua Israel tujuh
puluh orang...kemudian bawalah mereka ke kemah pertemuan, supaya mereka berdiri
di sana bersama-sama dengan engkau.
"Maka...lalu sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan
Kuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama dengan engkau akan
memikul tanggung jawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagi engkau seorang
diri memikulnya." (#/TB Bil 1:16,17).
a. Urapan Adalah Penting.
Hal ini adalah prinsip
(dasar) yang paling penting (tapi kenyataannya adalah yang paling diabaikan)
dalam perkembangan kepemimpinan.
Tanpa kuasa dari Roh Kudus (Urapan) yang menguasai seorang
pemimpin, Ia tidak mempunyai kesempatan untuk berhasil.
Yesus tidak pernah mengirim seorangpun untuk mewakili Dia tanpa
terlebih dahulu diberi kuasa.
"Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan
tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk
menyembuhkan penyakit-penyakit." (#/TB Luk 9:1)
"Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang
lain...lalu kata Yesus kepada mereka...sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa
untuk menahan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu." (#/TB Luk 10:1,18,19).
"Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan
mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal
di situ menantikan janji Bapa, yang—demikian kataNya—Telah kamu dengar dari
padaKu."
"Sebab Yohanes membaptis dengan air tetapi tidak lama lagi
kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus" (#/TB Kis 1:4,5).
"Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas
kamu, dan kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu
akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai
ke ujung bumi" (#/TB Kis
1:8).
Yesus tidak memulai pelayananNya sebelum Roh Tuhan hinggap
atasNya. Pada saat Ia dibaptiskan dalam air oleh Yohanes Pembaptis. (lihat #/TB Mat 3:16,mrk 1:10,yoh 1:32)
Yesus memulai pelayananNya dengan berkata: "Roh Tuhan ada
padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin, dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan bagi
orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang tertindas, untuk memberitakan
tahun rahmat" (atau tahun Yobel) (#/TB Luk 4:18,19) —Lihat juga #/TB Im 25:1-54).
Pengurapan adalah penting bagi Yesus untuk memenuhi pelayananNya
(seperti yang digaris besarkan dalam ayat-ayat sebelumnya). Demikianlah hal ini
juga penting bagi anda.
Yesus memerintahkan murid-muridNya agar mereka "dibaptiskan
dengan Roh Kudus" (#/TB Kis 1:5). Paulus memerintahkan "... janganlah kamu mabuk oleh
anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan
Roh" (#/TB Ef 5:19).
Lihatlah bab dari Pedoman Latihan Bagi Para
Pemimpin yang diceritakan tentang ’ Baptisan Roh
Kudus’ untuk lebih banyak belajar tentang hal yang sangat vital ini.
b. Pemimpin Yang Diurapi Harus Melatih Yang Lain.
Jangan kita kehilangan
prinsip vital yang termasuk dalam bacaan Alkitab di atas. Pemimpin kunci
diurapi dan meneruskan urapannya pada mereka yang dilatih.
Sebaliknya pengarang telah memperhatikan bahwa seringkali seminari
latihan dipimpin oleh mereka yang justru gagal dalam pelayanannya. Mereka yang
pergi untuk menggembalakan sebuah sidang atau untuk penginjilan dan mengalami
kegagalan dalam tugasnya, seringkali dikirim oleh seminari (sekolah Alkitab)
untuk melatih mereka yang mempunyai potensi kepemimpinan.
Keadaan seperti ini tidaklah mungkin memberikan hasil apa-apa.
Hukum tuaian yang ditemukan dalam Alkitab adalah jelas.
"Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis
tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan
buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik...
"Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan
segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan
segala burung yang bersayap. Allah memberkati semuanya itu..." (#/TB Kej 1:12,21).
Kita menghasilkan hal-hal seperti keadaan kita. Apabila
pemimpin-pemimpin yang gagal melatih, para siswa juga akan mengalami kegagalan.
Para pemimpin yang berhasil, yang membawa pada dirinya urapan yang kuat dari
Roh Kudus, diatas kehidupan mereka, akan memberi latihan tentang kepemimpinan.
Mereka akan menghasilkan kembali orang-orang lain yang juga
mempunyai urapan yang kuat dan akan berhasil.
Ini terjadi pada orang-orang yang dilatih oleh Musa. Allah
berkata, "Maka.. sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu akan Kuambil
dan Kutaruh atas mereka..." (#/TB Bil 11:17).
Hal ini terjadi juga pada Elia dan Elisa. "Berkatalah Elia
kepada Elisa: ‘Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku
terangkat dari padamu. Jawab Elisa: Biarlah aku kiranya mendapat dua bagian
dari Rohmu.
"Berkatalah Elia: ‘Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi
jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu
seperti yang demikian...
"Sedang mereka berjalan terus...datanglah kereta berapi
dengan kuda berapi, memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke Sorga dalam angin
badai.
"Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: ‘Bapaku,
bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!
"Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu
ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan...dipukulkannya ke
atas air itu sambil berseru ‘Di manakah Tuhan Allah Elia?’ Ia memukul air itu
lalu terbagi...maka menyeberanglah Elisa.
"Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari
jauh, mereka berkata: ‘Roh (Urapan) Elia telah hinggap pada Elisa’" (#/TB 2Ra 2:9-15).
Hal ini terjadi pada Yesus dan murid-murid-Nya. "Tetapi
Penghibur...yaitu Roh Kudus..." (#/TB Yoh 14:26).
"Jikalau Penghibur yang Kuutus dari Bapa datang..." (#/TB Yoh 15:26).
"Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih
berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu
tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia
kepadamu." (#/TB Yoh
16:7).
c. Urapan Yang Dibagikan. Urapan
dipindahkan dari Musa pada para pemimpin yang ditugaskan untuk membantu
pelayanannya. Urapan dipindahkan dari Elia pada Elisa yang harus membantu
pelayanannya. Dan urapan juga dipindahkan dari Yesus pada murid-murid-Nya yang
membantu pelayananNya.
Prinsip yang sama ini masih berlaku. Orang-orang yang dididik
mendapatkan bagian urapan dari para pendidikannya. Oleh karena itu, orang yang
melakukan latihan haruslah mereka yang memiliki urapan Allah yang kuat dalam
hidup mereka. Hukum-hukum penuaian akan terlaksana. Mereka akan menghasilkan
hasil-hasil yang serupa.
Saya mengenal seorang penginjil yang memiliki pelayanan kesembuhan
dengan mujizat yang dinamis untuk bangsa-bangsa di Asia, Afrika dan Amerika
Latin. Saya memperhatikan bahwa dihampir tiap negara yang telah dilayaninya,
seseorang yang melayaninya sebagai penterjemahnya akan mendapatkan urapan
(pelayanan) yang sama dengan penginjilan itu. Dua minggu dengan penginjil
menyebabkan urapan itu berpindah. Setelah pemberita Injil itu pergi,
penterjemah akan meneruskan penginjilan itu dalam Roh dan Kuasa.
d. Siapa Yang Memindahkan Urapan Itu? Allah berkata, "Maka...sebagian Roh yang hinggap padamu
itu akan Kuambil dan Kutaruh atas mereka..." (#/TB Bil 11:17).
Semuanya itu terjadi di bawah pimpinan dan kekuasaan Allah.
Allahlah yang memilih para penerima urapan itu dan yang mengarahkan
kepemimpinan kunci itu dan pemindahan urapan yang penuh berkat ini. "Dan
tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi
dipanggil untuk itu oleh Allah seperti yang terjadi dengan Harun" (#/TB Ibr 5:4).
Hal itu dilakukan oleh perjanjian Ilahi.
Dalam gereja mula-mula, tampaknya mereka menghabiskan waktu untuk
berpuasa, berdoa dan melayani Tuhan, hingga suasana yang tercipta sedemikian
rupa hingga Allah dapat berfirman (#/TB Kis 1:14
13:1-3). Pada saat-saat seperti itu. Roh Kudus hadir dan urapan turun.
Para pekerja pergi dengan bekal kuasa Roh Kudus yang memenuhi pelayanan mereka
dengan sangat berhasil.
Marilah kita kembali pada anak-anak tangga yang menuju kamar
loteng sekali lagi, berdoa dan bertekun pada hadirat Allah sehingga kuasa Roh
Kudus datang.
Kemudian kita akan siap pergi keluar, untuk menyatakan dan
membuktikan kebangkitan dari Yesus.
"Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian
tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang
melimpah-limpah." (#/TB Kis 4:33).
Untuk pelajaran selanjutnya mengenai pengurapan, lihatlah pada Bagian A2.9, Terimalah urapan tiga kali lipat, dalam Pedoman Latihan Para Pemimpin.
5. Pindahkan Beban
"Lalu berfirmanlah
Tuhan kepada Musa: Kumpulkanlah di hadapanKu...tua-tua Israel...supaya mereka
berdiri...bersama-sama dengan engkau...maka mereka bersama-sama dengan engkau
akan memikul tanggung jawab atas bangsa itu.." (#/TB Bil 11:16,17).
Apabila anda melihat seseorang yang mempunyai tujuan untuk
memenuhi tanggung jawab, angkatlah dia! Orang itu dapat menjadi berkat dalam
pekerjaan Tuhan. Apabila anda melihat seseorang yang mempunyai tujuan untuk
memperoleh kekuasaan, hati-hatilah! Orang tersebut akan merusak pekerjaan
Tuhan.
a. Kepemimpinan Bukanlah ‘Ketuan’an
"Gembalakanlah
kawanan domba Allah...janganlah kamu berbuat seolah-olah kamu mau memerintah
atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan
bagi kawanan domba itu" (#/TB 1Ptr 5:3).
Allah membuat manusia untuk dilatih memerintah (lihat #/TB Kej 1:26). Dan untuk alasan inilah
dalam hati banyak orang ada keinginan untuk memerintah.
Memerintah sesuai dengan teladan Alkitab sangat berlainan dengan
cara kebanyakan para pemimpin di dunia ini yang selalu mencoba kekuasaannya.
Karena itu kita perlu mengerti bagaimana teladan seorang pemimpin menurut
Alkitab.
Penggunaan kekuasaan seperti yang dilakukan Yesus sangat
dibenarkan. "... Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan
kepada-Nya..." (#/TB Yoh 8:29). Ia menggunakan kedudukanNya sebagai seorang pemimpin untuk
mengajar, memberkati, menyembuhkan, melepaskan dari perbudakan, mengusir setan,
mengampuni dosa dan menyembuhkan hati yang terluka (lihat #/TB Luk 4:18). Semuanya ini menyukakan
Hati Bapa SorgawiNya.
"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani,
melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak
orang." (#/TB Mrk
10:45). Yesus tidak menggunakan kekuasaanNya sebagai seorang diktator
yang mencari keuntungannya sendiri. Yesus melihat perananNya sebagai pemerintah
yang bersifat hamba.
Murid-muridNya tidak mengerti tentang hal ini. Mereka mengira
kepemimpinan berarti kedudukan yang tinggi, dimana mereka akan menerima pujian
dan hormat.
"Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu
kepada Yesus, lalu sujud di hadapanNya untuk meminta sesuatu kepada-Nya."
"Kata Yesus: Apa yang kau kehendaki? Jawabnya: Berilah
perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam KerajaanMu, yang
seorang di sebelah kananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu."
"Yesus menjawab...kamu tahu bahwa pemerintah bangsa-bangsa
memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan
kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu.
Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi
pelayanmu."
"Dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu,
hendaklah ia menjadi hambamu; sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi
tebusan bagi banyak orang." (#/TB Mat 20:20-28).
Tuhan tidak menginginkan rasul-rasulNya memerintah DIATAS orang
lain, sebaliknya Ia ingin mereka melayani DIBAWAH orang lain, menundukkan diri,
mencuci kaki mereka—seperti seorang budak yang rendah.
"Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan
Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu." (#/TB Yoh 13:14).
Rasul Paulus menegaskan hal ini dalam tulisan-tulisannya: "Tetapi
sekarang di dalam Kristus Yesus kamu,...yang dibangun di atas dasar para rasul
dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru" (#/TB Ef 2:13,12)
Ini mengajarkan kita bahwa kepemimpinan (para rasul dan para nabi)
adalah dasar pelayanan di dalam gereja. Dan dasar dari sebuah bangunan itu,
dalam peranan menunjang—bukan di atasnya, menguasainya dan memerintahnya.
‘Batu penjuru yang paling utama’ dalam sebuah piramida adalah batu
yang paling puncak. Dan tempat ini disediakan hanya untuk Yesus. Hanya Dialah
yang mempunyai hak untuk memerintah dalam gereja sebagai ‘Batu Penjuru Utama’
itu.
Pemimpin gereja manapun yang mencoba untuk menempati tempat Tuhan
Yesus tersebut berada dalam posisi yang sangat berbahaya karena ia akan
bertindak sebagai ‘anti kris’. Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani untuk ‘anti
kris’ bukan berarti ‘melawan Kristus’, tetapi dalam beberapa hal berarti
‘menempati tempat Kristus’. Mereka yang dilatih untuk ‘menjadi seorang ditempat
Kristus’. Mereka yang dilatih untuk menjadi seorang pemimpin harus mengerti
prinsip yang sangat penting ini.
Berabad-abad sebelum Kristus, bangsa Israel mencoba untuk
menjadikan Gideon, pelepas mereka, seorang raja. Namun ia dengan bijaksana
menolak, "... Aku tidak akan memerintah kamu dan juga anakku tidak akan
memerintah kamu, tetapi TUHAN yang akan memerintah kamu." (#/TB Hak 8:23)
1) Perumpamaan Yotam. Saya
menyarankan anda membaca perumpamaan Yotam (keluarga Gideon) dalam #/TB Hak 9:7-21.
Dalam perumpamaannya, tak satupun dari ‘pohon yang berbuah’ atau
anggur yang mau menerima tawaran untuk memerintah bangsa tersebut. Hanya sebuah
‘semak duri’ yang tak berbuah dan penuh duri-duri itu yang menanggapi tawaran
untuk menjadi seorang raja. Perhatikan bagaimana pokok anggur yang berbuah-buah
itu menanggapi dalam perumpamaan Yotam.: "Lalu kata pohon-pohon itu
kepada pohon anggur: Marilah jadilah raja atas kami! Tetapi jawab pohon anggur
itu kepada mereka: Masakan aku meninggalkan air buah anggurku, yang menyukakan
hati Allah dan manusia, dan pergi melayang di atas pohon-pohon." (#/TB Hak 9:12,13). Pokok anggur tersebut
menolak menjadi raja atas yang lain.
Yesus memiliki sifat yang sama. Ia adalah ‘pokok anggur’ yang
benar dan Ia juga menolak untuk dijadikan raja (lihat #/TB Yoh 15:1). "Karena Yesus
tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk
menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung seorang diri." (#/TB Yoh 6:15).
Paulus menulis pada orang-orang Filipi: "... Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
pada Kristus Yesus.
"Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan
dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan."
"Melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil
rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia."
"Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."
"Maka dari itu, ‘Dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri." (#/TB Flp 2:3-8).
2). Paulus—Seorang Teladan. Menjadi seorang
rasul Yesus tidak memberinya kehormatan atau pujian. Paulus menerangkan
peranannya sebagai seorang pemimpin dalam kata-katanya ini: "Sampai
saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
"Kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami
dimaki, kami memberkati, kalau kami dianiaya kami sabar, Kami difitnah, kami
tetap menjawab dengan ramah, kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama
dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini."
"Hal ini kutuliskan kepadamu bukan untuk memalukan kamu,
tetapi untuk menegur kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi" (#/TB 1Kor 4:11-14).
Gereja di Korintus dan para pemimpin mereka mempunyai pengertian
yang salah tentang peranan mereka dalam dunia saat ini. Mereka mengira mereka
harus menjadi seperti pemimpin-pemimpin kafir (lihat #/TB 1Kor 4:8). Paulus memakai kata-kata
sarkastik yang menyengat untuk memperbaiki pendapat-pendapat mereka yang salah.
b. Pemimpin Sidang—Seorang Penanggung Beban. Alkitab menggunakan lembu sebagai simbol/lambang/gambaran dari
seorang pemimpin sidang.
"Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau
memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ Lembukah yang Allah perhatikan?
Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini
ditulis..." (#/TB 1Kor
9:9,10).
Lembu-lembu telah dipilih untuk mewakili sidang karena
kesabarannya dalam kerja keras yang harus dilakukannya untuk mendapatkan
tuaian. Kekuatan yang tetap untuk menanggung semua itu, dan pengorbanan diri
dari lembu-lembu itu telah menjadikan dirinya binatang yang paling dikasihi dan
diperhatikan dibanding dengan binatang-binatang lain yang dipakai dalam
pertanian.
Seperti itulah lembu-lembu menggambarkan peranan Alkitabiah
sebagai seorang pemimpin sidang—seorang penanggung beban, seorang yang dengan
sukacita menanggung tanggung-jawab bahwa orang lain itu mendapat makanan dan
mendapat perhatian.
Jelas dikatakan dalam Alkitab bahwa mereka yang dengan setianya
memenuhi peranannya sebagai seorang pemimpin, adalah seorang yang bertanggungan
berat seperti seekor lembu. Rasul Paulus menggambarkan pelayanannya dalam #/TB 2Kor 11:23-28 dengan kata-kata yang indah
seperti berikut ini: "... Aku lebih banyak berjerih lelah, lebih sering
di dalam penjara, didera di luar batas, kerap kali dalam bahaya maut."
"Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh
kurang satu pukulan.
"Tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu,
tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah
laut."
"Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan
bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan bahaya dari pihak
orang-orang bukan Yahudi, bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di
tengah laut dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu."
"Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat, kerap kali aku
tidak tidur, aku lapar dan dahaga, kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan
tanpa pakaian,"
"Dan, dengan tidak menyebut hal lain lagi, urusanku
sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat."
Tak satupun pemimpin sidang, kecuali mereka yang sungguh-sungguh
berjiwa pemimpin menginginkan beban-beban berat dan tanggung jawab ini.
Orang-orang semacam itulah yang disebut lembu-lembu Allah.
Carilah orang-orang semacam ini dan latihlah jiwa kepemimpinannya.
Perhatikan prinsip-prinsip Alkitabiah di bawah ini untuk melatih para pemimpin:
"... sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan
engkau akan beruntung" (#/TB Yos 1:8).