Jumat, 10 Mei 2013

Ringkasan Etika PB Pdt Dr. Karel Sosipater


BAB I
AKAR ETIKA PB
Etika PB “berakar” dari “Etika Taman Eden” dan “Etika PL”. Istilah “akar” dalam bahasa Ibraninya “sheresh” dan bahasa Yunaninya “rhiza” yang artinya: sumber, dasar, atau bagian yang dalam. Kitab PB pokok beritanya adalah tentang “anugerah” keselamatan, yang tidak menceritakan tentang penciptaan dunia dan manusia serta kejatuhannya dalam dosa. Ajaran Yesus bukan sesuatu yang baru sama sekal, yang “terlepas” dari pengaruh Etika Taman Eden dan Etika PL. Yesus mengakui “otoritas Etika Taman Eden” (Kej. 1-3), khususnya masalah kejatuhan dosa manusia pertama, yang mengakibatkanhubungan Allah dengan manusia terputus, dan adanya nubuat perdanatentang keselamatan (Kej. 3:15). Yesus menerima pula “otoritas Etika PL”, yang mengakui tuntutan-tuntutan hukum Taurat, yang kemudian “perubahan” penyempurnaan sesuai misi-Nya khususnya dalam Khotbah di Bukit pada kitab PB.
Anugerah keselamatan melalui Yesus tidak akan punya “makna” penting, kalau tidak berbicara tentang “akar masalahnya” yaitu kejatuhan manusia pertama dalam dosa yang tergoda oleh iblis, dan yang “membelenggunya” dalam kutuk dosa, serta penghukuman kekal menantinya tanpa daya. Dalam konteks kajian etika, bicara jalan keluar harus bicara pula penyebabnya, dimana jalan keluarnya adalah Yesus sebagai “satu-satunya jalan” penyelamat dan penebus dosa manusia.













BAB III
MARIA YUSUF – MASYARAKAT YAHUDI – MURID
A.  Maria dan Yusuf
1.    Maria
Istilah nama ‘Maria’ adalah bentuk bahasa Yunani yang berasal dari bahasa Ibrani ‘Miryam’ yang merupakan nama kakak Musa, yang dalam Septuaginta dipakai kata ‘Mariam’. Kata ‘Maria’ mungkin dalam bahasa Yunaninya ‘si putih’, mungkin juga berasal dari nama Mesir ‘Marye’ yang artinya dicintai. Nama Maria disebut sebanyak 19 kali dalam Alkitab, yang hanya tertulis dalam Injil Matius, Injil Lukas, dan KPR. Asal keturunan Maria tidak jelas ditulis dalam Injil, namun ada kemungkinan ia ‘keturunan Daud’ juga, karena ‘sensusnya’ ke kota Daud di Betlehem. Maria masih sanak keluarga dengan Elisabet orang suku Lewi (Luk. 1:36). Maria tinggal di Nazaret daerah Galilea bukan orang kaya, ia sudah bertunangan dengan Yusuf, seorang tukang kayu (Luk. 1:26,27). Kemudian Maria mengandung dari ‘Roh Kudus’ bukan dari benih lelaki atau Yusuf, sebab mereka belum hidup sebagai suami isteri (Mat. 1:18). Hal itu merupakan ‘penggenapan’ nubuat bahwa Anak Allah akan mengambil kodrat manusia, yaitu lahir dari seorang dara perempuan, dan memasuki ‘sejarah’ dan takluk pada kemanusiaan.
Sikap Maria sewaktu mendengar pemberitahuan dari malaikat Gabriel, sebagai gadis muda sederhana ia ‘menerimanya’, meskipun ‘sempat heran’ mengapa hal itu bisa terjadi pada dirinya yang hanya rakyat biasa.

Ø Etika dan Moral Maria
Pergumulan ketika Maria mengetahui dirinya hamil:
·      Maria adalah gadis yang muda Yahudi yang sederhana yang menjaga kesucian dan patuh pada adat istiadat bangsanya, serta baik kehidupan keagamaannya.
·      Maria mendengarkan perkataan malaikat Gabriel dengan baik, meskipun ia sempat heran (Luk.1:35). Tidak ragu-ragu dan percaya ketika mendengar bahwa ia mengandung dari Roh Kudus, ia tidak meminta tanda kepada malaikat seperti yang dilakukan imam Zakharia.
·      Maria masih bisa menolak seandainya ia takut resiko akan kehamilannya. Kalau ia mengasihi dirinya sendiri tentu akan menolak, ia lebih mengutamakan Tuhan, pada hal itu ia tidak tahu kalau nantinya malaikat akan berbicara pada Yusuf melalui mimpi.
·      Maria seorang yang rendah hati dan imannya tunduk, ia berserah penuh apapun yang terjadi dan diyakini bahwa Tuhan tidak akan tinggal diam, yang penting baginya ia patuh karena Tuhan juga melihat apa kelemahan dirinya.
·      Maria tahu bahwa ini panggilan Tuhan dan tugas yang mesti diembannya, sehingga ia berkata, “Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu (Luk. 1:31,38).

2.    Yusuf
                           Istilah nama ‘Yusuf’ adalah bahasa Yunani yang berasal dari bahasa Ibrani ‘Yosef’ yang merupakan bentuk perintah dari kata kerja ‘Yasaf’ yang artinya menambahi/menambahkan, sehingga diartikan biarlah Yahwe menambahkan. Yusuf adalah keturunan Daud, ayahnya bernama Yakub (Mat. 1:16,20). Dan pekerjaan Yusuf adalah sebagai ‘tukang kayu’ yang telah dikenal oleh banyak orang, dimana ia dengan teman-temannya terlibat dalam ‘pembangunan’ beberapa kota baru seperti Sephoris dekat Nazaret di Galilea. Nama Yusuf disebut sebanyak 16 kali dalam Alkitab yang tertulis dalam Injil Matius, Injil Markus, Injil Yohanes dan Kisah Para Rasul.  Silsilah Yesus Kristus dalam Injil Matius maupun Lukas hanya dituliskan dari garis keturunan Yusuf sesuai dengan adat budaya bangsa Yahudi. Meskipun Yesus dikandung dari Roh Kudus itu bukan benih biologi Yusuf, tetepi secara hukum Yusuf adalah ayah Yesus. Hal itu selaras dengan janji Allah, bahwa Mesias akan disebut sebagai keturunan Abraham dan Daud (Kej. 13:3; 2 Sam. 7:12-19; Gal. 3:16). Dari silsilah tsb untuk ‘membuktikan’ pada orang Yahudi bahwa Yesus adalah benar ‘Mesias yang dijanjikan’.

Ø Etika dan Moral Yusuf:
Sikap Yusuf ketika mendengar tunangannya Maria hamil:
·      Yusuf seorang Yahudi yang beriman dan saleh, serta memelihara adat istiadat kehidupan bangsa.
·      Yusuf tidak marah ketika tahu tunangannya Maria mengandung, dan tidak langsung menuduh Maria tunangannya telah mengingkari janji setianya, meskipun itu keadaan sulit bagi seorang lelaki tunangannya, ia tidak banyak bicara dalam menghadapi permasalahan yang sulit sekalipun.
·      Yusuf seorang yang tulus dan baik hatinya, sewaktu mengetahui tunangannya Maria mengandung ia bermaksud menceraikannya secara diam-diam, supaya nama baik Maria tidak tercemar di muka umum (Mat. 1:18,19).
·      Yusuf bisa saja kecewa lalu mengadukan Maria atas hamilnya kepada pimpinan Yahudi, karena itu merupakan pelanggaran hukum Taurat yang tentu akan dihukumnya (Ul. 22:23,24). Atau memutuskan pertunangannya secara terang-terangan.

KELAHIRAN YESUS – KRISTEN ITU OBYEKTIF
1.    Makna nama Yesus
Nama ‘Yesus’ adalah dari bahasa Yunani ‘Iesous’ yang berasal dari bahasa Ibrani ‘Yehosyua’ atau ‘Yesua’ yang dalam bahasa Indonesia dipakai kata Yosua atau Yesua yang artinya Yahwe adalah penyelamat. Nama tersebut dipakai Allah dalam 3 peristiwa penting yang bersejarah yaitu:
·      Yosua pengganti nabi Musa yang mengantar bangsa Israel memasuki tanah perjanjian Kanaan.
·      Yesua imam Besar bersama Zerubabel yang memimpin kepulangan bangsa Israel dari pembuangan di Babel selama 70 tahun kembali ke tanah Perjanjian Kanaan.
·      Yesus adalah Juruselamat yang membawa umat manusia untuk memasuki tanah Perjanjian Kanaan yang kekal Nama ‘Yesus’ adalah nama pribadi yang ‘diberikan’ oleh Allah melalui malaikat Gabriel, dan Yesus akan disebut ‘Anak Allah Yang Mahatinggi’ (Luk. 1:31,32). Sedangkan nabi Yesaya sekitar 700 tahun sebelumnya menubuatkan, bahwa anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan dinamai ‘Imanuel’ yang artinya ‘Allah menyertai kita’ (Yes. 7:14; Mat. 1:23).

MASYARAKAT YAHUDI
1.    Para Imam
Istilah ‘imam’ adalah bahasa Arab yang artinya pemimpin sembayang. Imam adalah jabatan dalam keagamaan, yang tugasnya ‘mempersembahkan’ korban, ‘menyampaikan’ berita dari Allah, dan ‘mengajar’ umatnya dalam lingkup agama Yahudi atau PL. Dalam kelanjutannya mereka lebih berperan khusus sebagai imam yang menyampaikan korban kepada Allah, sedang kedua tugas lainnya agak diabaikan. Di samapaikan itu, ‘kepala keluarga’ juga berperan sebagai ‘imam’ bagi keluarganya yang mempersembahkan korban, seperti nabi Nuh, Abraham, Yakub, Ayub, dan lainnya.
Ø Etika dan Moral Para Imam:
·      Para imam pada awalnya bermoral baik, namun selanjutnya mengalami ‘perubahan’. Ada imam yang bobrok moralnya, namun masih ada pula imam yang hidupnya benar dan perbuatannya saleh seperti imam Zakharia yang saleh ayah dari Yohanesn Pembaptis (Luk. 1:5,6).
·      Para Imam dan Imam besar juga nabi dan hakim ‘menyeleweng’ dengan bersedia disuap untuk memutar balikan keadilan, hal itu terjadi sejak lama pada masa PL (1 Sam. 8:3; Mik. 3:11; Ul. 16:19).
·      Imam dan orang Lewi sering btidak menjadi pelaku firman Allah, mereka tidak mau menolong orang yang menjadi korban perampokan meskipun mereka tahu ajaran tentang mengasihi sesama, hal itu yang digambarkan dalam peerumpamaan oleh Yesus (Luk. 10:25-37).
·      Mereka mengabaikan tugas pokoknya dalam hal kegiatan ibadah keagamaan duniawi untuk meraih kekuasaan politik.
·      Imam besar dan para imam tabiatnya egoistis, demi kepentingan dan kekuasaan pribadi tidak segan bermusuhan dengan para nabi, padahal mereka tokoh agama.
·      Imam besar sikapnya ‘sewenang-wenang’ dan arogan pada masa kehidupan Yesus, mereka yang merekayasa penangkapan dan pengadilan Yesus agar dihukum mati (Mat. 26:57-68). Demikian juga perbuatannya terhadap jemaat mula-mula (Kis. 4:1-22).
Jabatan Imam besar kemudian ‘menghilang’ sejak hancurnya bait Allah dan Yerusalem pada tahun 70 M oleh panglima perang Romawi Titus pada masa Kaisar Vespasian yang dikenal kejam.
2.    Ahli Taurat
 














Tidak ada komentar: